Kurangi Limbah Produksi Fast Fashion, Dua Brand Ini Terapkan Upcycling

By Rizka Rachmania, Rabu, 10 Maret 2021

Chitra Subyakto (DOKUMENTASI DAVY LINGGAR )

Parapuan.co – Perkembangan pesat dari dunia mode telah melahirkan fast fashionsebuah istilah yang digunakan untuk menyebut pakaian murah yang diproduksi dengan cepat demi mengikuti perubahan tren.

Di satu sisi, kita diuntungkan karena berkesempatan membeli pakaian dengan harga yang sangat murah dan terjangkau untuk semua kalangan.

Namun, di sisi lain, fast fashion membawa dampak buruk ke lingkungan.

Baca Juga: Fashion Item Apa yang Banyak Dicari Selama Pandemi? Ini Bocorannya!

Limbah sisa produksi fashion ini sangat tinggi dan menyumbang pencemaran lingkungan.

Belum lagi perihal bahan produksi yang mungkin tidak bisa terurai dengan baik, contohnya poliester.

Sisa produksi poliester akan selamanya ada di lingkungan dan menjadi sampah yang menumpuk.

Dilansir dari Kompas.com, Chitra Subyakto, pendiri sekaligus direktur kreatif Sejauh Mata Memandang mengatakan bahwa saat ini dunia dihadapkan oleh krisis iklim. Dan kondisi ini menjadi tanggung jawab setiap orang.

“Kita sudah masuk dekade kehidupan krisis iklim, dan tidak ada banyak waktu. Kita harus memperlakukan krisis iklim layaknya krisis, bukan cuma wacana,” ungkapnya dalam konferensi pers dan pembukaan pameran “Sayang Sandang, Sayang Alam” yang digelar virtual pada Selasa (9/3/2021).