Parapuan.co - Di tempat di mana patriarki dijunjung tinggi, nasib perempuan jadi tidak pasti dan tidak bisa ditentukan oleh dirinya sendiri.
Di dunia kerja apalagi, diskriminasi terhadap perempuan banyak ditemui, padahal tak sedikit orang yang menyuarakan kesetaraan gender.
Perempuan setinggi apapun prestasinya, seringkali masih dianggap kurang dari laki-laki sehingga kemungkinannya untuk naik jabatan sedikit sekali.
Baca Juga: Sering Dialami! Kenali Perilaku dan Dampak Seksisme untuk Perempuan
Secara istilah sebagaimana melansir Builtin.com, diskriminasi seperti itu disebut dengan glass ceiling.
Definisi Glass Ceiling
Glass ceiling merupakan metafora tentang hambatan hierarkis yang jelas, tapi tidak berwujud, yang mencegah kaum minoritas dan perempuan untuk mencapai kesuksesan lebih.
Istilah glass ceiling sendiri pertama kali dipopulerkan pada tahun 80-an untuk menggambarkan tantangan yang dihadapi perempuan yang memiliki karier profesional.
Baca Juga: Ingin Berhenti Kerja? Pertimbangkan 5 Hal Ini Sebelum Resign dari Kantor
Dahulu, karier perempuan terhambat dan biasanya berhenti di jabatan manajemen menengah, tidak bisa lebih tinggi dari itu.