Menjadi Bapak Rumah Tangga Memang Tidak Mudah, Tetapi Ini Kuncinya!

By Ericha Fernanda, Jumat, 28 Mei 2021

Ilustrasi ayah mengerjakan tugas domestik.

Parapuan.co - Secara umum dalam pandangan tradisional, pencari nafkah utama kerap ditujukan berdasarkan gender yaitu seorang laki-laki.

Bahkan, fakta di lapangan juga mendukung pandangan itu. Hal ini dibuktikan melalui riset PARAPUAN dengan tema ‘Pembagian Peran Domestik antara Suami dan Istri’ pada 16-19 April kepada 234 responden. 

Berdasarkan riset tersebut, laki-laki masih menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga (66,6%).

Tidak mengherankan kalau laki-laki yang tidak bekerja dan justru mengerjakan pekerjaan domestik di rumah kerap dipandang sebelah mata.

Padahal masih dalam survei serupa, sebanyak 17,9% perempuan juga ikut berkontribusi dalam keuangan keluarga meski hanya berperan sebagai pencari nafkah tambahan saja dan bukan yang utama. 

Jika ditarik lebih jauh, perempuan yang bekerja akan tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga mereka karena dianggap menjadi kewajiban. 

Padahal, mengurus rumah tangga merupakan kewajiban suami dan istri yang harus dikerjakan bersama. 

Tapi, ada juga pencari nafkah utama keluarga dikerjakan oleh perempuan atau istri, meskipun data hanya menunjukkan 2.10% dari keseluruhan responden.

Meski bukan sebuah kesalahan, tetapi menjadi bapak rumah tangga memiliki tantangan tersendiri karena berlawanan dengan konstruksi sosial. Sebagai solusinya, komunikasi dan kesepakatan harus ada. 

 

Baca Juga: Pembagian Peran dalam Keluarga Berawal dari Komunikasi dan Kesepakatan Bersama