Parapuan.co - Sejak pandemi Covid-19, semua aktivitas yang melibatkan banyak orang dibatasi.
Termasuk acara pernikahan yang normalnya dihadiri ratusan undangan. Semua orang itu merupakan tamu dari kedua belah pihak mempelai.
Hal ini tentu berdampak pada berbagai pihak, termasuk para pemilik usaha wedding organizer dan vendor yang biasanya mengurus pernikahan.
Pasalnya, pandemi memaksa banyak pasangan menunda pernikahan atau terpaksa harus mengurangi lebih dari 80 persen jumlah undangan.
Hal ini membuat bisnis wedding organizer lesu, mengingat berkurangnya permintaan akan perencanaan pernikahan.
Baca Juga: Kenapa Bisnis Mengikuti Tren Bisa Cepat Gulung Tikar? Ini Kata Pakar
Tidak hanya di Indonesia, fenomena serupa juga terjadi di banyak negara lain. Salah satunya ialah di Amerika, sebagaimana curhat sejumlah vendor seperti melansir wfae.org.
Wedding Organizer Tara Melvin
Sebuah studi dari Wedding Report menunjukkan bahwa hampir 42 persen pernikahan pada tahun 2020 diundur ke 2021.
Studi tersebut juga menemukan, biaya rata-rata pernikahan turun 21 persen, dengan sebagian besar pernikahan menelan biaya sekitar USD20 ribu (Rp286 juta).
Pendiri National Society for Black Wedding and Event Professionals, Tara Melvin mengatakan banyak pasangan menjadwal ulang pernikahan mereka.
Sebagian ada pula yang menggelar ucara kecil-kecilan sehingga mereka tidak memerlukan jasa wedding organizer.