Parapuan.co - Sekilas, stres dan depresi memiliki kemiripan gejala.
Baik stres maupun depresi, keduanya sama-sama memiliki masalah pada tidur, makan, suasana hati, serta konsentrasi dalam melakukan pekerjaan.
Dari Lifehacker, perubahan dalam otak pasien depresi memiliki kemiripan dengan pasien yang mengalami stres kronis.
Baca Juga: Lelah dengan Berita Covid-19 di Media? Lakukan Saran Psikolog Ini
Stres kronis yang tidak diobati juga dapat mengakibatkan depresi.
“Biologinya tidak sama, tetapi mereka memiliki banyak kesamaan,” kata Philip Muskin, seorang profesor psikiatri di Universitas Columbia.
Karena gejala stres dan depresi tumpang tindih, inilah cara membedakan keduanya.
Stres Bersifat Datang dan Pergi
Salah satu perbedaan stres dan depresi adalah stres bisa datang dan pergi.
“Stres adalah sesuatu yang bersifat datang dan pergi bagi kebanyakan orang. Kamu mengalami stres dan bisa keluar darinya. Depresi tidak seperti itu. Depresi berlangsung selama bertahun-tahun pada beberapa orang. Itu dapat terjadi pada beberapa orang, tetapi tidak semua orang," jelas Philip.
Baca Juga: Ini Cara Mengatasi Perasaan Cemas dan Stres saat Mencari Pekerjaan
Sebagai contoh, ketika kamu merasakan hal yang membuat dirimu bahagia semisal dikunjungi oleh orang terdekatmu, orang yang mengalami stres akan merasa bahagia pada saat itu.
Setelah orang yang mengunjungimu pergi, stres yang kamu alami bisa saja kembali lagi.