Parapuan.co - Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir telah mengubah banyak hal, termasuk dunia penerbitan dan karier penulis buku.
Penerbitan buku cetak, terlebih yang minor, sulit untuk bertahan dan banyak yang gulung tikar.
Hal tersebut senada dengan yang disampaikan seorang penulis buku berpengalaman, Riawani Elyta.
Penulis buku Love Catcher (2017) terbitan Gagas Media itu paham bahwa ada perubahan besar di dunia penerbitan.
Saat diwawancara PARAPUAN baru-baru ini, Riawani Elyta mengakui, salah satu dampak pandemi di dunia kepenulisan adalah banyaknya penerbit bangkrut dan toko buku yang tutup.
Oleh sebab itu, ia menilai penulis mesti lebih kreatif lagi mencari peluang, misalnya dengan beralih ke ranah digital.
Baca Juga: Hari Buku Nasional, Ini Tips Menyelesaikan Tulisan Bagi Para Penulis yang Stagnan
"Menurut saya, perlu bagi penulis buku untuk beralih ke ranah digital ataupun menjadikannya sebagai alternatif," kata penulis Persona Non Grata (2011) itu.
"Artinya kalau memang dia masih ingin menulis buku dalam versi cetak, seyogyanya juga bisa menjadikan buku digital sebagai alternatif."
Riawani Elyta juga menjelaskan dua alasan utama yang menjadi alasan pentingnya para penulis buku beralih ke ranah digital, yaitu:
1. Perubahan perilaku pembaca dan penerbit
Riawani Elyta menuturkan bahwa banyak penerbit bangkrut dan toko buku tutup lantaran pandemi memaksa pembaca berada di rumah saja.
Pembaca mulai jarang pergi ke toko buku, sehingga produksi buku cetak pun menurun dibandingkan era sebelum pandemi.