Parapuan.co – Hari ini bertepatan dengan perayaan Hari Masyarakat Adat Internasional atau International Day of the World’s Indigenous Peoples yang diadakan tiap tanggal 9 Agustus.
Isu ini pertama kali diangkat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Desember 1994, yang mana tujuannya adalah untuk menyadarkan kita semua tentang pentingnya hak-hak populasi masyarakat adat dunia.
Untuk turut merayakan Hari Masyarakat Adat Internasional, berikut PARAPUAN rangkum sejarah dan cerita di balik pakaian masyarakat adat di dunia yang masih ada hingga kini:
Baca Juga: Happy Salma Tampil Menawan dalam Balutan Baju Adat Bali Saat Perayaan Galungan
1. Suku Baduy, Indonesia
Pakaian adat Suku Baduy terbuat dari bahan yang tersedia di alam sekitar mereka.
Suku Baduy adalah masyarakat adat di Indonesia yang masih lestari hingga kini.
Masyarakat adat Suku Baduy di Banten sangat taat pada aturan adat yang kuat, salah satunya soal pakaian.
Adapun yang jadi ciri khas masyarakat adat Suku Baduy adalah pakaian sederhana berwarna hitam dan putih yang dominan.
Melansir dari Indonesia Kaya, pakaian adat Suku Baduy terbuat dari bahan yang tersedia di alam sekitar mereka.
Pakaian masyarakat adat laki-laki Suku Baduy disebut dengan jamang sangsang, yang berlengan panjang dan hanya disangsangkan atau dilekatkan pada tubuh.
Desain baju sangsang terdapat lubang di bagian leher sampai dada, serta tidak menggunakan kerah, kancing, dan kantong, serta tidak boleh dijahit menggunakan mesin.
Untuk masyarakat adat perempuannya, pakaian hanya berupa kain atau semacam sarung bewarna biru kehitam-hitaman berupa kebaya dengan motif batik yang dipakai dari tumit hingga ke dada.
Jika perempuan sudah menikah, baju adat terlihat terbuka di bagian dada, sedangkan yang belum menikah bagian dada akan tertutup.