Parapuan.co - Lebih setahun sudah, pandemi Covid-19 memaksa kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka, mesti digantikan dengan cara daring (online).
Setelah dijalankan selama lebih dari setahun, banyak pro dan kontra terkait sistem pembelajaran daring ini.
Apa lagi, banyak keresahan datang dari pihak anak dan orang tua.
Menurut hasil Survei Persepsi Pelajar Jawa Timur tentang dampak Covid-19 yang dilansir dari KOMPAS.com, 88,75 persen pelajar menganggap kegiatan sekolah online menjenuhkan, membosankan, dan memicu stres.
Survei yang dilakukan oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur seolah menerangkan bahwa pada praktiknya kegiatan sekolah online tak selalu berjalan mulus.
Baca Juga: Belajar Online Bikin Anak Stres? Ini Tips yang Bisa Kawan Puan Lakukan
Banyak kendala yang terjadi akibat pembelajaran secara daring, baik dari ketersediaan fasilitas, juga dari kemungkinan munculnya stres akademik yang dirasakan oleh anak.
Menurut studi, tak sedikit anak yang merasakan kecemasan akibat sekolah online.
Hal ini dipicu oleh banyaknya tugas yang diberikan oleh guru, sehingga membuat banyak siswa merasa stres dalam menjalani kegiatan belajar mengajar.
Belum lagi, sekolah jarak jauh menyebabkan anak kurang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, baik dengan teman sebaya maupun guru.