Parapuan.co - Genital piercing atau tindik kelamin menjadi sebuah tren yang mulai mainstream di kawasan Barat sejak tahun 1990-an.
Tindakan melubangi bagian intim untuk menyematkan aksesoris atau perhiasan ini, pada dasarnya merupakan bagian dari kebudayaan yang telah dilakukan sejak ratusan hingga ribuan tahun lalu.
Bukanlah sebuah tren kekinian, praktik tindik genital telah dilakukan suku Dayak, Kalimantan pada laki-laki dewasa.
Tindik Genital pun sempat disebut dalam teks Kamasutra yang melegenda.
Baca Juga: Tips Intim dengan Pasangan Selain Hubungan Seks, Ini Kata Psikolog
Berbeda dengan tindikan di area-area tubuh yang tampak seperti telinga, hidung, bibir, alis, dan kadang di bagian pusar, tindikan di area intim hanya dapat dinikmati oleh diri sendiri.
Karenanya, mungkin motif penggunaan perhiasan di area genital ini agak membingungkan bagi sebagian besar orang.
Namun, seperti halnya tindikan di area puting payudara yang sudah cukup nyeleneh, tren tindik genital yang jauh lebih nyeleneh nyatanya cukup populer di Amerika dan Eropa.
Meski studi tentang motif genital piercing masih cukup terbatas, ternyata faktor yang diketahui memengaruhi motif seseorang dalam melakukan tindik di area privat cukup variatif.
Sebagian berhubungan dengan aspek seksualitas, tapi sebagian lagi berhubungan pula dengan kondisi mental seseorang.