Mitos dan Fakta Seputar Sunat Perempuan yang Wajib Kamu Tahu

By Sarah D. Ekaputri, Senin, 30 Agustus 2021

Mitos dan fakta seputar sunat perempuan.

Parapuan.co - Praktik sunat pada laki-laki memang merupakan praktik yang dianjurkan oleh agama Islam dan diketahui memberikan sejumlah manfaat secara medis.

Namun, beda halnya dengan sunat pada perempuan.

Praktik sunat perempuan atau dikenal juga dengan female genital mutilation memang tidak umum layaknya sunat yang dilakukan pada laki-laki.

Akan tetapi, pada kenyataannya sunat perempuan merupakan suatu praktik yang marak terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia sendiri.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh UNICEF, Indonesia menempati peringkat ke-4 negara dengan anak perempuan usia 0-14 tahun yang telah menjalani sunat perempuan, setelah Mauritania, Gambia, dan Mali.

Baca Juga: Menilik Alasan di Balik Praktik Sunat Perempuan dan Kaitannya dengan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Bahkan, angka kejadian sunat perempuan apada anak di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara-negara Afrika lainnya seperti Ethiopia, Nigeria, Sierra Leone, dan Kenya.

Female genital mutilation pada dasarnya diartikan oleh WHO sebagai praktik pengangkatan sebagian atau seluruh alat kelamin perempuan bagian luar atau tindakan mencederai kelamin perempuan untuk alasan-alasan non-medis.

Praktik ini mendapat banyak pro dan kontra di antara masyarakat.

Sebagian besar setuju bahwa praktik sunat perempuan melanggar HAM, serta merupakan praktik yang tidak memiliki dasar medis dan harus dihentikan.

Sebagian lagi justru mendukung praktik sunat perempuan karena dianggap sebagai bagian dari perintah agama dan bagian dari adat-istiadat yang harus dilestarikan.

Nah, Kawan Puan harus tahu kebenaran di balik tradisi sunat pada perempuan yang banyak dilakukan pada anak-anak ini.

Dilansir dari WHO, berikut mitos dan fakta seputar sunat perempuan yang perlu kamu ketahui.