Parapuan.co - Tiada hari di mana perempuan bisa sepenuhnya merasa aman untuk keluar rumah, berada di satu ruang yang sama dengan laki-laki, atau mengenakan pakaian yang dimau.
Ketakutan akan sentuhan dari tangan asing yang tiba-tiba datang tanpa consent hampir selalu menghantui setiap perempuan.
Menghadapi tantangan yang sama di lingkungan patriarki membuat sesama perempuan memiliki ikatan tersendiri dan trauma kolektif yang dibagi.
Baca Juga: Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak: Simbol Perjuangan Perempuan Demi Kebebasan
Tentu, setiap perempuan memiliki cara yang berbeda untuk sembuh dari traumanya.
Hal tersebut pun tidak bisa disamakan karena kapasitas emosional, mental, dan fisik setiap perempuan berbeda.
Namun sebagai bagian dari masyarakat yang sering menjadi target kekerasan seksual, sesama perempuan menjadi bahu untuk satu sama lain mengeluh dan meminta kekuatan.
Penggambaran tersebut dengan apik terwujud dalam film pendek Two Language and A Sausage karya Melarissa Sjarief.
Film pendek tersebut PARAPUAN tonton dalam acara Mulih: Feel to Heal pada hari Minggu (29/8/2021).
Film berdurasi 15 menit ini menceritakan kisah Bunga, seorang penerjemah yang juga penyintas kekerasan seksual.
Bunga mendapatkan tawaran pekerjaan yang sayangnya mengorek luka mendalam di hidupnya.