Parapuan.co - Sadarkah Kawan Puan berapa banyak produk kecantikan yang kita pakai sehari-hari?
Jika dalam rutinitas kecantikan kita menggunakan pembersih wajah, toner, serum, pelembap dan tabir surya, maka setidaknya kita berkontribusi membuang lima kemasan produk per bulannya.
Dan ternyata, kemasan-kemasan ini telah berkontribusi merusak lingkungan, karena berdasarkan laporan Cosmetic Packaging Market - Growth, Trends and Forecasts (2020-2025), hampir 50 persen kemasan produk kecantikan terbuat dari plastik.
Produk-produk ini pun bisa berakhir di tempat pembuangan sampah. Atau bahkan lebih buruk lagi jika berakhir di lautan, seperti sampah-sampah kemasan plastik lainnya.
Dalam sebuah wawancara dengan PARAPUAN, Aretha Aprilia, pakar manajemen limbah dan energi, pun mengingatkan pentingnya peran produsen untuk turut menerapkan Extended Producer Responsibility (EPR).
Baca Juga: Dukung Mode Berkelanjutan, Levi’s dan Naomi Osaka Rilis Koleksi Daur Ulang
Melansir dari Waste4Change, EPR adalah mekanisme dimana produsen bertanggung jawab terhadap produk yang mereka buat atau jual.
Disampaikan oleh Aretha bahwa salah satu skema EPR yang bisa dilakukan oleh para produsen produk kecantikan adalah dengan menerapkan take back system.
“Konsumen yang mengembalikan kemasan produk ke toko akan mendapatkan diskon untuk pembelian selanjutnya. Ini saya lihat sudah diterapkan oleh beberapa brand di Indonesia,” ujar Aretha berdasarkan pengamatannya.
Lebih dari itu, para produsen juga bisa membuat produk isi ulang atau memproduksi kemasan ramah lingkungan untuk meminimalisir limbah plastik.
Agar Kawan Puan bisa berkontribusi dalam menerapkan konsumsi produk kecantikan yang bijak dan ramah lingkungan, berikut PARAPUAN rangkum brand-brand yang menggunakan kemasan pakai ulang: