Parapuan.co - Kekerasan pada perempuan memberikan dampak yang cukup besar bagi korban.
Tak hanya luka fisik, psikis korban sangat mungkin terganggu. Bahkan, luka psikis hasil kekerasan dinilai lebih membahayakan dibanding luka fisik yang terlihat.
Sebab, luka psikis ini korban kekerasan pada perempuan bisa membekas beberapa tahun setelah kejadian, bahkan bisa seumur hidup.
Mengutip dari situs WHO yang disampaikan dalam sebuah penelitian berbasis populasi, kebanyakan gejala masalah psikologis pada 33 persen perempuan karena pelecehan seksual.
Sedangkan, 15 persen lainnya disebabkan karena kekerasan seksual, disusul dengan 6 persen lain yang tidak mengalami kekerasan.
Kekerasan seksual yang dilakukan oleh pasangan akan memberikan dampak psikis yang lebih parah, seperti trauma, depresi dan serangan panik atau panic attack.
Mirisnya, bentuk perilaku kasar pada perempuan seperti kekerasan seksual, masih menjadi masalah yang banyak terjadi di berbagai negara.
Kekerasan seksual sendiri didefinisikan pada aktivitas seksual yang terjadi secara paksaan atau tanpa persetujuan salah satu pihak.
Seseorang yang menjadi korban dari kekerasan seksual ini bisa saja terlihat baik-baik saja pada kondisi tertentu.
Tetapi, pada kondisi lain ia akan menujukan bahwa psikisnya terdampak usai mengalami kekerasan.
Baca Juga: Cerita Ruth Marini Jadi Ibu dari Korban Kekerasan Seksual di Film Penyalin Cahaya