Parapuan.co - Bagi perempuan, menjadi peneliti memiliki banyak tantangan yang bisa dibilang berbeda jika pekerjaan ini dilakukan laki-laki.
Pasalnya, tantangan menjadi peneliti bagi perempuan bukan sebatas bergelut dengan penyakit, tempat kotor, atau harus menyesuaikan diri berada di tempat terpencil.
Akan tetapi, tantangan terberat menjadi peneliti bagi perempuan ada hubungannya dengan kodrat yang tak bisa dilepaskan.
Ilmuwan Citra Indriani, peneliti sekaligus investigator epidemi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan soal tantangan tersebut saat dihubungi PARAPUAN.
Baca Juga: Beda dari Penerjemah, Ini Tantangan Profesi Interpreter yang Bergaji Besar
Baru-baru ini kepada PARAPUAN, ia membongkar hal terberat yang pernah dialaminya dan mungkin masih banyak lagi peneliti perempuan lain di luar sana.
Tantangan terberat adalah ketika harus melakukan riset saat dalam kondisi mengandung buah hati.
Akademisi UGM ini mengaku, dirinya pernah melakukan riset di Nusa Tenggara Timur (NTT) sewaktu hamil muda pada tahun 2010 lalu.
Kegelisahannya muncul lantaran ia mempunyai riwayat keguguran, dan kala itu kembali menghadapi risiko yang sama.