Parapuan.co - Kawan Puan pernah mendengar perusahaan atau atasan yang membangun branding bahwa mereka menganggap seluruh karyawan sebagai ‘keluarga’?
Sebenarnya, membuat branding keluarga atau memperlakukan karyawan layaknya keluarga di tempat kerja memiliki lebih banyak kerugian daripada manfaatnya.
Meskipun branding ‘keluarga’ di tempat kerja terdengar seperti budaya yang baik dan secara tidak langsung mengutarakan bahwa tempat kerja tersebut memiliki lingkungan kekeluargaan, sebaiknya kamu berhenti dengan branding seperti ini.
Dahulu, mengatakan bahwa perusahaan kamu seperti keluarga memang terdengar menarik di telinga karyawan.
Baca Juga: 8 Tips Menghasilkan Uang dari TikTok, Salah Satunya Membangun Branding
Namun saat ini, branding keluarga di tempat kerja sudah tak lagi relevan, Kawan Puan.
Perusahaan mungkin saja membuat branding tersebut lantaran ingin para karyawannya menjaga produktivitasnya dan memberikan loyalitasnya.
Padahal, sebenarnya membuat branding demikian bisa menghambat sekaligus menjadi bumerang untuk perusahaan atau atasan itu sendiri.
Untuk mengetahui lebih lanjut alasan di balik mengapa perusahaan harus berhenti dengan branding ‘keluarga’, berikut ini beberapa alasannya, seperti dilansir dari Forbes.
1. Kamu harus membiarkan orang lain pergi
Suatu saat, akan ada waktu di mana perusahaan pada akhirnya harus memecat dan memberhentikan karyawannya.