Parapuan.co - Trauma bonding merupakan kondisi yang banyak dialami oleh mereka korban kekerasan pada perempuan dalam sebuah hubungan toxic.
Pada dasarnya, meninggalkan hubungan yang toksik memang bukanlah perkara mudah.
Terlebih, kebanyakan korban memiliki sejumlah pertimbangan seperti, khawatir kehilangan tempat tinggal, menghidupi diri sendiri, melihat anak-anak.
Hal tersebut terjadi karena korban kekerasan pada perempuan ini merasa terikat dengan pasangan yang dalam hal ini menjadi pelakunya, sehingga merasa tidak dapat melepaskan diri.
Adanya keterikatan emosional ini disebut juga dengan trauma bonding, sebuah siklus yang dimulai dari pelecehan, devaluasi, dan kembali memberikan perilaku positif.
Trauma bonding ini memungkinkan mereka yang menjadi korban perilaku kasar ini untuk berusaha memahami, terutama ketika pasangan kembali memberikan perhatiannya.
Membangun ikatan dengan seseorang yang telah memberikan perhatian memang sangat wajar.
Kendati demikian, perlu dipahami bahwa banyak hubungan yang kasar dimulai dari adanya love bombing, di mana pelaku membuat korban merasa begitu dicintai.
Di sisi lain, pasangan atau pelaku juga kerap melakukan tindakan pelecehan dan setelah itu meminta maaf, berjanji akan berubah.
Baca Juga: Sikap Tim Film Penyalin Cahaya Soal Kasus Kekerasan Seksual yang Melibatkan Anggotanya