Parapuan.co - Pada pertengahan Mei lalu, tepatnya 16 Mei 2022, terdapat informasi viral di media sosial Twitter, yang mana ada seorang laki-laki melakukan sodomi terhadap kucing liar.
Dikabarkan oleh akun @raviopatra, kucing-kucing liar yang menjadi korban sodomi ada yang tak terselamatkan.
Sebenarnya kasus sodomi pada binatang bukan terjadi kali ini dan pada kucing saja.
Sebab, sebelumnya sempat terdapat kasus sodomi terhadap kambing, domba, bahkan ayam yang sempat menggegerkan publik.
Berkaca dari kasus sodomi terhadap hewan tersebut, psikolog klinis keluarga yang juga menangangani remaja dan dewasa, Vina Witri Astuti, M.Psi., Psikolog mengaku bahwa pelaku sodomi itu mengalami sexualitas abnormal.
Ia menyatakan kalau sexualitas abnormal itu dapat terjadi karena adanya gangguan pada aspek daya kemampuan seksual atau gangguan pada aspek arah-tujuan seksual itu.
"Jadi sexualitas abnormal itu dapat terjadi karena adanya gangguan pada aspek daya kemampuan seksual atau gangguan pada aspek arah-tujuan seksual itu. Kasus sodomi kucing yang terjadi dan sempat viral beberapa waktu lalu, terjadi karena adanya sexualitas abnormal yang disebabkan oleh gangguan pada aspek-arah tujuan seksual itu sendiri," ujar Vina, saat dihubungi PARAPUAN pada Kamis (2/6/2022).
" Dalam teori psikologi abnormal, ada yang disebut dengan parafilia. Jadi parafilia ini merupakan gangguan preferensi seksual," tambahnya.
Vina yang berpraktik di RSUD dr. Murjani, Sampit, Kalimantan Tengah, mengungkap kalau mengungkap kalau istilah paraphilia berasal dari Bahasa Yunani, 'para' berarti ‘pada sisi yang lain’, sementara 'philos' artinya adalah mencintai.
Baca Juga: Hindari Stres, Ini Manfaat Menulis Buku Harian untuk Kesehatan Mental