Parapuan.co - Tidak pernah ada sekolah untuk menjadi orang tua, karena memang mengemban peran ini adalah hal tersulit yang harus dilakukan seseorang.
Bahkan, dalam upaya menjadi orang tua yang baik, terkadang kita justru terjebak dalam pola pengasuhan yang toksik atau juga dikenal dengan toxic parenting.
Sayangnya, kadang kita tak menyadari telah melakukan hal tersebut kepada anak-anak kita.
Toxic parenting umumnya terjadi saat orang tua merasa tahu apa yang harus dilakukan agar sang anak bisa mendapatkan hal yang terbaik.
Namun terkadang dalam praktiknya justru kurang memperhatikan kebutuhan anak saat mewujudkannya.
Di sisi lain, masih banyak orang tua menganggap bahwa anak memiliki kewajiban untuk selalu mengikuti dan mematuhi perintah serta perkataan orang tuanya.
Padahal, hal ini justru akan membuat anak merasa tak memahami dirinya sendiri. Alhasil ketika anak membuat keputusannya sendiri, hal ini dianggap sebagai bentuk protes pada orang tua.
Itulah salah satu contoh jebakan toxic parenting, yang jika dibiarkan begitu saja, dapat memberikan dampak buruk terhadap anak.
Luka batin masa kecil atau inner child akan tumbuh menjadi trauma hingga anak tumbuh dewasa.
Baca Juga: Orang Tua Merasa Paling Benar? Waspadai Jebakan Toxic Parenting