Parapuan.co - Belum lama ini sempat viral kasus bayi meninggal saat persalinan di RSUD Jombang, Jawa Timur.
Viralnya kasus ini bermula dari thread di akun Twitter @MinDesiyaa tentang "pengalaman istri adik sepupu yang melahirkan di RSUD Jombang".
Dalam thread tersebut, pemilik akun bahkan menuliskan bahwa pasien seharusnya melakukan operasi caesar namun dipaksa untuk melakukan persalinan normal atau pervaginam hingga akhirnya bayinya meninggal saat persalinan.
Atas kasus tersebut, pihak RSUD Kabupaten Jombang pun memberikan tanggapan dan penjelasannya.
"Tim RSUD Jombang telah melakukan pembahasan kasus ini, dan menyimpulkan bahwa tindakan pertolongan persalinan pada pasien ini sudah sesuai dengan indikasi medis. Hal ini juga dikuatkan oleh POGI Cabang Surabaya. IDI Cabang Jombang yang menyatakan bahwa pertolongan persalinan pada pasien ini sudah sesuai dengan kaidah profesi," terang pihak RSUD Jombang melalui siaran pers yang dibagikan pada Rabu (3/8/2022) kemarin.
Pihak rumah sakit pun menjelaskan, pada kasus preeklamsi (keracunan kehamilan) diupayakan agar persalinan dilakukan secara normal, dan jika terjadi kesulitan maka baru dilakukan upaya terakhir yaitu operasi Sectio Caesar.
Pada setiap persalinan normal, ada risiko medis, salah satunya adalah distosia bahu (kemacetan saat melahirkan bahu janin). Risiko distosia bahu ini tidak bisa diprediksi sebelumnya.
"Pada kasus persalinan ini, terjadi distosia bahu,dan sudah dilakukan perasat - perasat sesuai prosedur untuk melahirkan bahu, tetapi upaya tersebut tidak berhasil, dan bayi tidak dapat tertolong.
"Karena bayi tidak berhasil dilahirkan dengan perasat distosia bahu dan kondisi bayi sudah meninggal, maka diputuskan untuk melakukan tindakan decapitasi dan operasi Sectio Caesar untuk upaya penyelamatan ibu," terang pihak RSUD Jombang.
Baca Juga: Agar Tak Seperti RA Kartini, Ini Cara Mencegah dan Mengurangi Risiko Preeklamsia