Parapuan.co - Kain ulos merupakan salah satu wastra Nusantara yang memiliki potensi budaya dan ekonomi yang luar biasa.
Mengingat, proses pembuatan kain ulos tidak lepas dari para Partonun, yakni mereka yang menjaga warisan budaya dan mewariskannya secara turun temurun.
Diketahui, mayoritas Partonun merupakan perempuan dan umumnya bernaung di sebuah komunitas sehingga produk yang dihasilkan bukan hanya bernilai seni, tetapi juga meningkatkan ekonomi lokal.
Langkah ini pun juga dilakukan oleh Tobatenun, sebagai salah satu brand fashion lokal yang menjadikan ulos sebagai material utama yang digunakannya.
“Sejak pertama kali didirikan pada tahun 2018, kami terus berupaya membangun dan memperkuat ekosistem Ulos dengan memberdayakan para pelaku usaha melalui berbagai program," ujar Kerri Na Basaria selaku Founder & CEO PT Toba Tenun Sejahtra.
Kerri juga menambahkan bahwa hingga saat ini, Tobatenun telah memiliki 200 mitra, yang terdiri dari 174 Penenun, 10 Penjahit, 3 Pangikat, 5 Panirat, 3 Natural Dye Specialist dan 5 Mitra SME.
Baru-baru ini, dalam memeringati Hari Ulos Nasional yang dirayakan setiap tanggal 17 Oktober, Tobatenun meluncurkan koleksu couture pertamanya.
Bertajuk Kayu & Kosmos, koleksi terbaru ini diperkenalkan pertama kali melalui peragaan busana Parompuan dan Ulos yang digelar pada Rabu (19/10/2022) di Jakarta Pusat.
Kayu & Kosmos merupakan koleksi couture pertama Tobatenun yang terdiri dari 17 koleksi couture yang terdiri dari women’s wear, men’s wear, dan aksesori seperti bucket hat dan drawstring bag.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Fashion Item dengan Kain Ulos, Salah Satunya Bucket Hat