Parapuan.co - Hidup perempuan itu indah. Nyaris tanpa luka. Senantiasa hadir dalam citra wajah ceria, berbalut pakaian trendi aneka warna. Ini dipadukan dengan rupa-rupa aksesoris: tas, sepatu, hingga hiasan rambut yang serasi.
Wangi tubuhnya dibangun oleh aroma yang memabukkan seisi semesta. Wangi yang mengatasi segala rupa bau busuk. Juga busuknya isi hati yang culas.
Manakala memperoleh kegembiraan, perempuan merayakan dengan santapan fine dining. Makanan dalam porsi kecil, namun menghadirkan seluruh rasa semesta. Meski ukurannya kecil, namun berlabel harga premium.
Seluruhnya, ditujukan untuk menjaga keindahan tubuh penyantapnya. Tubuh yang harus selalu tampil enak dipandang mata.
Apabila hatinya terluka, segelas wine yang diolah dari anggur kebun terbaik jadi penawarnya. Cara meneguknya pun tak sembarangan. Hanya patut bagi mereka yang telah mahir bertata krama.
Tentu saja, itu semua adalah racikan juru masak yang berhasil menamatkan belajar dari sekolah olah rasa kelas dunia. Juru memasak yang tak saja terampil menata sajian di meja, namun juga mahir menata suasana hati para pelanggannya.
Kisah hidup perempuan, tak lebih seputar kasih mengasihi di antara laki-laki kaya. Laki-laki yang terlahir jadi pewaris tahta usaha. Incaran para mertua.
Pada bahunya yang kokoh, tersedia peredam rasa manakala hati perempuan sedang gundah.
Selalu ada laki-laki baik, untuk tiap kesedihan perempuan. Silang kata bukan tanda keadaban. Karenanya basa-basi indah jadi bahasa yang dipertukarkan. Sepenuhnya untuk menjaga, agar wajah perempuan tetap gembira.
Sayang sekali hidup indah tanpa cela itu hanya sebatas tontonan. Tontonan yang jadi ilusi banyak perempuan muda.