Parapuan.co - Melihat sang Ayah mencuci piring setelah acara jamuan keluarga, memasak untuk Ibu, Kakak dan Adik, atau turut merapikan rumah di pagi hari. Semua itu bagi Rizqi adalah pemandangan biasa.
Pekerjaan domestik yang dijalani ayahnya, bukan pemandangan asing. Rizqi juga tak melihat ada pembagian jenis pekerjaan berdasar klasifikasi gender.
Dalam suatu kesempatan, dia menyaksikan sang Ibu mengganti galon air minum dengan perkasa. Juga adik laki-lakinya yang mengepel lantai.
Beban pekerjaan diselesaikan bersama. Ditakar menurut ketersediaan waktu yang dimiliki tiap anggota keluarga.
Pengalaman Rizqi dalam keseharian, tak lain adalah penyematan data dalam rasionalitas dan emosinya.
Berbagai jenis pekerjaan, dan pelaku pekerjaan, dipadunya sebagai informasi. Kemunculan informasi yang bersifat rutin, diserap berulang-ulang.
Ini mewujud sebagai pengetahuan, bahwa tidak ada kaitan antara jenis pekerjaan dengan gender. Rizqi memaknainya sebagai kelaziman.
Pengetahuan yang diserap ini, kemudian berimplikasi sebagai respons di luar lingkungan domestiknya.
Dia memaknai berbagai jenis pekerjaan, tanpa mengaitkannya dengan gender.
Baca Juga: Artificial Intelligence (AI) dan Masa Depan Kesetaraan Gender