Parapuan.co - Menurut data dari United Nations Environment Programme (UNEP) atau Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2020, Indonesia menempati peringkat keempat untuk tingkat sampah makanan tertinggi di dunia yakni sebesar 20,94 juta metrik ton.
Permasalahan ini menjadi semakin genting karena pemborosan makanan diproyeksikan akan meningkat hingga 31 persen pada tahun 2030.
Kesadaran rendah dan pemahaman yang terbatas mengenai isu ini menjadi salah satu kendala utama dalam menghadapi pemborosan makanan dan air.
Alih-alih dianggap pemborosan, masyarakat memiliki persepsi bahwa kelebihan makanan adalah tanda kemakmuran.
Di sisi lain, terdapat juga kesalahpahaman bahwa sampah makanan tidak berbahaya, karena pada akhirnya akan terurai.
Padahal, sisa sampah makanan dapat memberikan kontribusi signifikan pada emisi gas metana yang berpotensi merusak lingkungan.
Melihat kondisi ini, mendorong Bank DBS Indonesia sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif, untuk mengajak masyarakat Indonesia agar lebih sadar akan isu ini melalui kampanye "Live more, Waste Water & Food less".
Bank DBS Indonesia ajak masyarakat bijak kelola sampah makanan.
Kampanye ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengurangan pemborosan makanan dan upaya konservasi air.
Baca Juga: Khawatir Pencemaran Lingkungan, Dua Mahasiswi Prasmul Inisiatif Manajemen Sampah Makanan