Parapuan.co - Hari Bipolar Sedunia diperingati setiap tahunnya pada 30 Maret.
Hal ini jadi pengingat untuk kita lebih perhatian pada gangguan kesehatan mental yang satu ini.
Gangguan bipolar adalah suatu kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati ekstrem yang mencakup emosi tinggi (mania atau hipomania) dan emosi rendah (depresi).
Bagi penderita gangguan bipolar, yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, berolahraga tidak selalu merupakan tindakan yang aman.
“Bagi individu dengan gangguan bipolar, sirkuit pengatur suasana hati di otak bisa menjadi sangat sensitif terhadap kondisi dan zat yang memengaruhi suasana hati, termasuk olahraga,” kata Jim Cummins, MD, staf psikiater di OhioHealth Behavioral Health di Columbus, seperti dikutip dari Health Central.
“Sama seperti antidepresan yang diresepkan dapat memicu mabuk, terlalu banyak olahraga dapat memicu perilaku manik,” tambahnya.
Namun ini tidak berarti penderita bipolar harus berhenti berolahraga untuk selamanya. Sebaliknya, itu berarti harus pintar dalam menggunakannya.
Orang dengan gangguan bipolar memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, dan bahkan pasien muda cenderung memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang lebih tinggi, menurut pernyataan ilmiah dari American Heart Association yang diterbitkan dalam jurnal Circulation.
Tidak banyak bergerak hanya akan memperburuk gejala-gejala tersebut dan berkontribusi pada gejala-gejala lain termasuk kelebihan berat badan, merokok, dan terkena diabetes. Namun, ada bahaya nyata jika melakukan olahraga secara ekstrem.
Baca Juga: Berikut 3 Manfaat Rutin Olahraga bagi Pengidap Gangguan Bipolar