AI dalam Jurnalisme, Apakah Akan Menguntungkan Atau Merugikan Wartawan dan Industri Pers?

By David Togatorop, Selasa, 6 Agustus 2024

AI Forum 2024 berkesimpulan bahwa AI tidak akan mematikan kerja jurnalisme selama manusia pegang kendali.

Parapuan.co - Asosiasi Penerbit Berita Dunia (WAN-IFRA) menyelenggarakan AI Forum 2024 di Jakarta pada Senin 5 Agustus 2024 bertempat di Studio 1 Menara Kompas.

Acara satu hari ini membahas perkembangan terbaru dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) dan dampaknya terhadap industri berita.

Kecerdasan buatan telah mengalami kemajuan pesat dalam dua tahun terakhir. Menurut penelitian  Goldman Sachs, investasi global dalam teknologi AI diprediksi mencapai $200 miliar pada tahun 2025.

Selama ini dirasakan teknologi AI membawa peluang sekaligus ancaman bagi industri pers, apalagi dalam beberapa dekade terakhir, industri pers di seluruh dunia mengalami tekanan akibat penurunan pendapatan dari iklan dan langganan cetak.

Karena itu, dengan teknologi AI, jika diterapkan secara maksimal, dapat memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan jurnalisme.

Perkembangan AI yang cepat memungkinkan ruang redaksi melayani komunitas mereka dengan lebih baik.

Namun, teknologi ini juga dapat menimbulkan disinformasi dan tantangan etika lainnya. AI memberi peluang bagi penerbit berita untuk membalikkan tren penurunan pendapatan dan menciptakan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan untuk jurnalisme berkualitas.

Lee Kah Whye, Direktur Asia WAN-IFRA, menyatakan bahwa AI mengubah industri pers dengan menciptakan peta jalan AI.

Lee mengatakan bahwa investasi AI tumbuh 10 kali lipat dalam 10 tahun meskipun ada pandemi Covid-19.

Baca Juga: Adopsi AI di Dunia Kerja Indonesia Lebih Tinggi Dibanding Tingkat Global dan Asia Pasifik