Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Parapuan.co - Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terjadi kembali. Kasus terkuak setelah unggahan video yang menunjukkan peristiwa KDRT muncul di akun media sosial seorang selebgram, Cut Intan Nabila, yang sekaligus menjadi korban KDRT. Melihat video yang diunggah, menimbulkan berbagai rasa. Ini terlihat dari berbagai macam model ungkapan dan dukungan yang terbaca dari komentar di akunnya.
Menikah dalam usia yang masih muda, melepas cita-cita dengan berhenti menjadi atlet anggar nasional, korban mengatakan bahwa ia bertahan dalam rumah tangga karena anak-anaknya. Ia bertahan hingga 5 tahun berumah tangga dengan 3 anak, meski sudah berulang kali mendapatkan kekerasan fisik sekaligus mental, tentunya.
Seperti dalam unggahan video selebgram itu, terlihat bayi yang masih berusia sekitar 1 bulan turut menjadi korban KDRT. Dapat dibayangkan trauma yang akan dibawa oleh bayi tersebut, bila tidak dipulihkan seiring ia berproses tumbuh.
Bertahan karena anak, ini adalah sebab yang sering menjadikan istri, ibu, perempuan bertahan dalam rumah tangga yang sebenarnya sudah tak lagi sehat. Setiap orang tua yang sadar, tentu ia menyayangi anaknya dan berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Bahkan, sekalipun itu berarti mengorbankan dirinya, juga keselamatan dirinya.
Kasus KDRT yang terjadi memang banyak menjadikan perempuan sebagai korban, meski tak memungkiri bahwa ada juga pria yang menjadi korban, sesuai dengan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2024). Perempuan dan anak, tepatnya, adalah yang lebih sering menjadi korban KDRT.
Ada berbagai hal yang menyebabkan usaha bertahan dalam rumah tangga, yang penuh kekerasan, terjadi. Rasa cinta kasih ibu kepada anak yang sudah bersamanya selama 9 bulan di kandungan, pemberian air susu ibu yang membuat hubungan ibu dan anak kian kuat. Ini alasan alamiah yang ada.
Alasan lain yang sering menjadi landasan dasar bertahan, yang juga tertulis di status selebgram itu, yaitu menutup aib keluarga. Juga, pandangan bahwa keluarga utuh akan membuat tumbuh kembang anak menjadi lebih baik. Sebuah pandangan keliru, yang tersebar luas menjadi sebuah kebenaran di masyarakat.
Dalam tumbuh kembang anak, ia memiliki dua kebutuhan utama yaitu rasa aman dan rasa dicintai secara terhormat. Bagaimana dua kebutuhan itu dapat terpenuhi, bila di dalam keluarga itu sering terjadi pertengkaran antara ibu dan ayah, bahkan yang berujung kekerasan? Bagaimana anak akan merasa dicintai secara terhormat, bila ia melihat ayah memperlakukan ibunya tanpa cinta dan hormat?
Baca Juga: Diduga Dialami Selebgram Aprila Majid, Apa Itu Penelantaran dalam Rumah Tangga?