Mahalnya Harga Obat Dalam Negeri dan Ambisi Indonesia Masuk ke Pasar Obat Dunia

By David Togatorop, Selasa, 27 Agustus 2024

Harga obat di Indonesia masih mahal bagi sebagian besar masyarakat.

Parapuan.co - Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo sempat mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya harga obat dan alat kesehatan di dalam negeri yang belum diimbangi dengan kemajuan industri farmasi lokal.

Menanggapi hal itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa salah satu penyebab utamanya adalah inefisiensi dalam jalur perdagangan dan tata kelola yang menyebabkan kenaikan harga yang tidak wajar.

Selain itu, kebijakan perpajakan yang tidak mendukung industri farmasi lokal juga menjadi penghambat utama.

"Ini kan ada inkonsistensi. Di satu sisi kita ingin dorong industri ini supaya produksi dalam negeri, tapi di sisi lain supporting insentifnya atau insentifnya enggak line (satu garis lurus)," jelas Budi seperti dikutip dari Kompas.

Kemudian, baru-baru ini dalam pertemuan dengan Kepala BPOM Taruna Ikrar di Istana Merdeka, Presiden Jokowi kembali menegaskan pentingnya mempercepat inovasi di sektor kesehatan, terutama dalam pengembangan obat-obatan berbasis bahan alam.

Ia juga menekankan perlunya kemudahan akses masyarakat terhadap obat-obatan esensial, terutama untuk penyakit yang memberikan beban tinggi, seperti kanker.

Peran BPOM dalam Menurunkan Harga Obat

Taruna Ikrar, Kepala BPOM, merespons arahan Presiden dengan komitmen untuk segera menindaklanjuti melalui koordinasi lintas sektor, khususnya dengan Kementerian Kesehatan.

Salah satu fokus utama adalah menurunkan harga obat tertentu yang masih tinggi agar lebih terjangkau oleh masyarakat.

Baca Juga: Jangan Sembarangan Minum Obat, Yuk Kenali Makna Logo Penandanya!