Menjadikan Literasi Finansial Sebagai Prioritas Pendidikan Generasi Muda

By David Togatorop, Selasa, 22 Oktober 2024

Penting untuk menjadikan literasi finansial sebagai bagian pendidikan generasi muda.

Parapuan.co - Teknologi telah mengubah akses layanan finansial di Indonesia, salah satunya adalah dalam pengalaman berbelanja dan peminjaman daring yang kini semakin mudah.

Namun, kemudahan ini membawa dampak negatif, terutama bagi generasi muda.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2023 mencatat bahwa 57,3% dari total kredit macet pinjaman daring perseorangan di Indonesia didominasi oleh usia 19-34 tahun.

Di sisi lain, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan bahwa hingga Juli 2024, terdapat sekitar 4 juta pemain dan 168 juta transaksi judi online di Indonesia.

Fenomena ini mencerminkan rendahnya literasi finansial masyarakat.

Berdasarkan data dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) 2023, skor literasi finansial Indonesia hanya mencapai 57, di bawah rata-rata dunia yang sebesar 60.

Survei OJK tahun 2022 juga mengungkap bahwa tingkat literasi finansial di Indonesia baru mencapai 49,68%.

Ini menunjukkan bahwa kemampuan masyarakat dalam mengelola keuangan perlu ditingkatkan secara signifikan.

Sebagai respons atas tantangan ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Panduan Pendidikan Literasi Finansial pada 18 Oktober 2024 secara daring.

Baca Juga: Setelah Perempuan, Kini Anak dan Remaja Jadi Target Empuk Pinjol dan Judol