Parapuan.co - Di balik glamorama duni mode, ternyata tersimpan fakta kelam dari industri ini.
Bagaimana tidak, menurut data Kementerian PPN/Bappenas, Indonesia menghasilkan sekitar 2,3 juta ton limbah tekstil setiap tahun.
Ironisnya lagi, hanya 300.000 ton dari limbah tekstil tersebut yang dapat didaur ulang.
Sementara sisanya, berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau dibakar, yang berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.
Jika tidak ada intervensi signifikan, angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 70 persen dalam beberapa tahun ke depan, serta memperburuk krisis lingkungan yang sedang dihadapi.
Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini, PT Jalin Pembayaran Nusantara (“Jalin”), bagian dari Holding BUMN Danareksa, menelurkan kampanye "Threads with Purpose".
Kampanye ini diadakan untuk memperkuat langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan, sekaligus menjadi bukti Jalin untuk berkontribusi di tengah isu lingkungan yang semakin mendesak.
Tidak hanya berfokus pada pengolahan limbah tekstil, inisiatif ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran karyawan Jalin terhadap pentingnya keberlanjutan.
Terutama dalam menanggapi dampak negatif budaya fast fashion yang menjadi salah satu penyumbang limbah tekstil di Indonesia.
Baca Juga: Apakah Membeli Baju Bekas Fast Fashion Bisa Menyelamatkan Lingkungan?