Parapuan.co - Data dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa masih ada sekitar 240.000 anak di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat imunisasi yang lengkap dan tepat waktu mampu melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya yang sebenarnya dapat dicegah, seperti campak, rubela, tetanus, difteri, hingga kanker leher rahim.
Menjawab tantangan tersebut, Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2024 hadir sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan cakupan imunisasi di seluruh Indonesia.
Program ini berhasil mencatat peningkatan partisipasi yang signifikan, dengan cakupan imunisasi yang semakin luas.
Bahkan, enam provinsi, termasuk Jawa Barat, telah mencapai target cakupan imunisasi sesuai yang ditetapkan untuk tahun ini.
Lebih dari itu, program BIAS 2024 dirancang untuk memastikan setiap anak, baik yang berada di lingkungan sekolah formal maupun di luar sekolah, mendapatkan hak yang sama atas imunisasi yang lengkap.
Upaya ini membuahkan hasil yang menggembirakan, dengan cakupan imunisasi yang mencapai 149.703 partisipan.
Menanggapi hal itu, Ketua Tim Kerja Imunisasi Usia Sekolah dan Sumber Daya Kementerian Kesehatan, dr. Lily Banonah, M.Epid, mengatakan, kolaborasi lintas sektor adalah salah satu kunci keberhasilan program ini.
Baca Juga: Efek Samping setelah Imunisasi, Kenali Apa Itu KIPI dan Penanganannya
"Pelibatan masyarakat secara langsung, dukungan media sosial, serta kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan telah membantu meningkatkan cakupan imunisasi," ucapnya dalam acara Diseminasi Hasil dan Pembelajaran Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Kab. Bogor, di Jakarta, Kamis, (19/12/2024).
"Kami berharap pendekatan ini dapat diterapkan di wilayah lain untuk memberikan perlindungan kepada lebih banyak anak Indonesia," lanjutnya.