Parapuan.co - Toilet training merupakan salah satu tonggak penting dalam tumbuh kembang anak yang tidak hanya melibatkan penguasaan fisik, tetapi juga pembelajaran perilaku mandiri.
Dr. Meitha P.E. Togas, SpA(K), seorang dokter spesialis anak, menekankan bahwa toilet training bertujuan untuk membantu anak mengontrol buang air kecil dan besar di tempat yang seharusnya, seperti halnya orang dewasa.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Meitha P.E. Togas, SpA(K) selaku Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dalam Media Briefing: Mengenalkan Toilet Training pada Anak, Selasa (24/12/2024).
"Toilet training dapat dikatakan berhasil, jika anak mengompol kurang dari empat kali dalam seminggu," jelas Dr. Meitha dalam briefing dikutip via Kompas.com.
Selain itu, toilet training mengajarkan anak untuk menyelesaikan proses toileting secara mandiri, termasuk membersihkan diri dan memakai celana sendiri setelah menggunakan toilet.
Dua Aspek Penting dalam Toilet Training
Menurut Dr. Meitha, keberhasilan toilet training bergantung pada dua aspek utama, yaitu kontinensia dan penguasaan.
1. Kontinensia
"Kontinensia berarti anak mampu mengenali sensasi eliminasi, dan mengetahui kapan harus buang air besar dan kecil," papar Dr. Meitha.
Baca Juga: 4 Alasan Balita Enggan Buang Air di Toilet, Pahami sebelum Potty Training