Mengenal Apa Itu Hedonic Adaptation: Gaji Besar Tapi Tetap Tidak Bahagia

By Arintha Widya, Sabtu, 15 Maret 2025

Hedonic adaptation yang bikin enggak bahagia meski gaji naik.

Parapuan.co - Ketika Kawan Puan merasa tidak lebih bahagia dalam hidup bahkan setelah gaji naik, kamu mungkin mengalami hedonic adaptationHedonic adaptation adalah fenomena psikologis di mana manusia cenderung kembali ke tingkat kebahagiaan yang stabil, meskipun mengalami perubahan besar dalam hidup—baik itu perubahan positif seperti kenaikan gaji maupun perubahan negatif.

Artinya, meskipun seseorang mendapatkan penghasilan lebih tinggi, kebahagiaannya hanya meningkat sementara sebelum akhirnya kembali ke titik awal. Hal ini disinggung oleh perencana keuangan Rista Zwestika melalui akun Instagram pribadinya.

Lantas, apa sebenarnya hedonic adaptation dan bagaimana mengatasinya? Simak penjelasan Rista Zwestika yang sudah dirangkum PARAPUAN di bawah ini!

Gaji Besar Tidak Selalu Membawa Kebahagiaan

Banyak orang berpikir bahwa semakin besar gaji, semakin bahagia hidup mereka. Namun, faktanya tidak demikian. Studi dari Princeton University (2010) menemukan bahwa kebahagiaan seseorang tidak meningkat signifikan setelah pendapatannya mencapai 75 ribu dolar AS per tahun (sekitar Rp1,2 miliar).

Dengan kata lain, setelah kebutuhan dasar terpenuhi, tambahan uang tidak selalu berarti kebahagiaan yang lebih besar. Lalu, mengapa gaji besar tidak bisa membuat bahagia selamanya? Berikut beberapa alasannya:

1. Kebiasaan baru: Ketika penghasilan meningkat, standar gaya hidup pun naik. Apa yang dulunya dianggap mewah menjadi hal yang biasa.

2. Ekspektasi yang terus meningkat: Semakin banyak uang yang dimiliki, semakin tinggi keinginan untuk memiliki barang atau pengalaman baru.

3. Perbandingan sosial: Media sosial membuat seseorang lebih sering membandingkan hidupnya dengan orang lain, sehingga muncul rasa tidak puas.

Baca Juga: Awal Bulan, Begini Tips Mengelola Uang Gajian agar Tidak Boros