Parapuan.co - Pernikahan sering kali dipandang sebagai ikatan suci di atas fondasi cinta, komitmen, dan kerja sama antara dua individu yang memilih untuk menjalani hidup bersama. Sayangnya, tidak semua pernikahan berjalan mulus. Pada hubungan yang terlihat sempurna dari luar, di dalamnya bisa saja menyimpan konflik tersembunyi dan perlahan menggerogoti kebahagiaan pasangan.
Banyak orang cenderung mengabaikan tanda-tanda awal keretakan dalam hubungan, entah karena takut menghadapi kenyataan, masih berharap semuanya akan membaik, bahkan karena tidak menyadari bahwa hal tersebut adalah red flag serius.
Apabila red flag ini terus diabaikan, bukan tidak mungkin pernikahanmu akan mengarah pada perceraian. Menurut laman Family Law Sandiego, perceraian tidak terjadi begitu saja dalam satu malam.
Proses ini biasanya diawali oleh rangkaian dinamika toksik, kurangnya komunikasi sehat, hingga adanya ketidakseimbangan emosional dan psikologis yang terus dibiarkan. Berikut red flag dalam pernikahan yang wajib kamu waspadai karena berpotensi besar menyebabkan perceraian:
1. Komunikasi yang Tidak Sehat dan Penuh Kritikan
Salah satu tanda paling awal dari keretakan hubungan adalah pola komunikasi yang negatif. Ketika diskusi ringan berubah menjadi perdebatan yang dipenuhi kata-kata kasar, sarkasme, bahkan diam seribu bahasa (silent treatment), maka bisa dipastikan ada yang tidak beres dalam dinamika rumah tanggamu.
Pasangan yang tidak bisa berkomunikasi secara efektif cenderung menyimpan dendam dan rasa frustrasi. Pada akhirnya, ini bisa meledak menjadi konflik besar. Komunikasi yang sehat seharusnya dibangun atas dasar empati dan keterbukaan, bukan saling menyalahkan atau menghindari.
2. Kurangnya Rasa Hormat dan Empati
Rasa hormat dalam pernikahan bukan hanya soal menyapa atau bersikap sopan, tetapi juga bagaimana memahami, menghargai, dan peduli terhadap perasaan pasanganmu. Jika pasanganmu mulai meremehkan opinimu, membuat keputusan besar tanpa melibatkanmu, bahkan mengecilkan pencapaian yang kamu raih, maka itu adalah tanda jelas bahwa hubungan kalian berada dalam zona berbahaya.
Baca Juga: 5 Fase yang Dialami Perempuan Ketika Menghadapi Perceraian Rumah Tangga
Hubungan pernikahan yang berlangsung tanpa adanya rasa hormat akan menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan. Lambat laun, ini akan mengikis kepercayaan dan ikatan emosional.
3. Pola Pertengkaran Berulang dan Tidak Pernah Berubah
Pertengkaran dalam pernikahan adalah hal wajar, tetapi jika kamu dan pasangan selalu memperdebatkan hal yang sama tanpa solusi nyata, maka itu bisa menjadi red flag serius.
Masalah-masalah kecil yang terus diulang tanpa penyelesaian hanya akan menumpuk dan suatu saat bisa meledak. Pasangan yang tidak menyelesaikan konflik secara konstruktif cenderung lebih mudah menyerah saat menghadapi tantangan besar dalam rumah tangga, dan akhirnya memilih jalan perceraian.
4. Kehilangan Keterikatan Emosional
Pernikahan bukan hanya tentang kedekatan fisik, tetapi juga kedekatan emosional yang mendalam. Ketika pasangan tidak lagi berbagi cerita, tidak lagi tertarik dengan keseharian masing-masing, bahkan tidak peduli apakah kamu sedang sedih atau bahagia, maka hubungan sudah mulai kehilangan esensinya. Jika hal ini terus berlanjut, maka keterasingan dalam rumah tangga akan tumbuh subur.
5. Ketidakseimbangan Peran dan Tanggung Jawab
Red flag lain yang sering tidak disadari adalah ketika salah satu pihak merasa terbebani atau dimanfaatkan dalam hubungan. Misalnya, kamu harus mengurus seluruh pekerjaan rumah tangga, merawat anak, serta mengelola keuangan, sementara pasanganmu tidak berkontribusi sama sekali atau merasa semua itu adalah tanggung jawabmu.
Ketimpangan seperti ini akan menimbulkan rasa lelah emosional yang pada akhirnya dapat merusak fondasi pernikahan karena hubungan tidak lagi terasa sebagai kerja sama dua arah.
6. Adanya Ketidakjujuran
Kejujuran adalah pilar utama dalam membangun kepercayaan. Jika pasanganmu mulai menyembunyikan sesuatu, entah itu soal keuangan, pertemanan, atau aktivitas tertentu, maka hal ini bisa merusak kepercayaan yang selama ini kamu bangun.
Rahasia kecil yang disimpan terus-menerus dapat berubah menjadi jurang pemisah, terutama jika menyangkut pengkhianatan seperti perselingkuhan atau kebohongan finansial. Ketika kepercayaan hilang, maka sulit sekali untuk membangun kembali fondasi pernikahan yang sehat.
7. Mengontrol Secara Berlebihan
Pernikahan seharusnya memberikan rasa aman dan mendukung pertumbuhan masing-masing individu. Namun, ketika salah satu pihak terlalu bergantung secara emosional atau mencoba mengontrol hidup pasangannya secara berlebihan mulai dari membatasi pergaulan, mengatur cara berpakaian, hingga mengekang kebebasan pribadi maka hubungan tersebut berubah menjadi toksik.
Bentuk kontrol yang ekstrem sering kali menjadi salah satu alasan kuat di balik keputusan seseorang untuk bercerai, karena pasangan merasa kehilangan identitas dan kebebasan dirinya.
Baca Juga: Mitos Keliru Tentang Perceraian yang Dipercaya Pasangan yang Punya Anak
(*)