5 Mitos Emas yang Masih Banyak Dipercaya, Bagaimana Faktanya?

By Saras Bening Sumunar, Selasa, 29 April 2025

Mitos emas yang masih banyak dipercaya.

Parapuan.co Emas selama berabad-abad telah menjadi simbol kekayaan, kemewahan, dan ketahanan ekonomi. Di berbagai belahan dunia, logam mulia seolah menjadi instrumen investasi jangka panjang.

Emas dijuluki safe haven karena nilainya cenderung stabil bahkan meningkat saat terjadi ketidakpastian ekonomi atau politik, seperti inflasi tinggi, krisis keuangan, atau ketegangan geopolitik. Hal ini terjadi karena emas dianggap sebagai aset yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi mata uang, kebijakan moneter, atau inflasi.

Bersama dengan ketenaran emas, banyak mitos yang berkembang di tengah masyarakat. Ini tanpa disadari dapat menyesatkan pemahamanmu tentang logam mulia satu ini. Berikut PARAPUAN merangkum berbagai mitos tentang emas yang masih banyak dipercaya masyarakat, seperti:

1. Harga Emas Selalu Naik Setiap Tahun

Banyak orang percaya bahwa harga emas selalu naik setiap tahun tanpa pernah turun. Faktanya, meski emas dikenal stabil dibandingkan aset lain, harganya tetap dipengaruhi oleh dinamika pasar global.

Kondisi ekonomi dunia, nilai tukar mata uang, dan suku bunga adalah faktor-faktor yang dapat membuat harga emas naik maupun turun. Namun, dalam jangka panjang, emas tetap menjadi aset lindung nilai yang kuat terhadap inflasi.

2. Emas Putih Lebih Murah dari Emas Kuning

Sebagian orang beranggapan bahwa emas putih lebih murah dibandingkan emas kuning. Rupanya, anggapan ini tidak sepenuhnya benar, Kawan Puan.

Harga emas, baik putih maupun kuning, sangat bergantung pada kadar karatnya, bukan warnanya. Campuran logam seperti palladium atau nikel membuat warna emas yang semula kuning menjadi putih, sedangkan lapisan rhodium di atasnya menambah kesan mengilap dan mewah.

Baca Juga: Maraknya Fenomena Panic Buying Emas sebagai Instrumen Safe Haven