Parapuan.co - Retno Marsudi merupakan menteri luar negeri perempuan pertama Indonesia.
Dia sukses membawa Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dua kali, yakni periode 2019-2020 dan 2020-2022.
Semua itu dia lakukan sambil tetap menjalankan perannya sebagai seorang istri dan ibu.
Bernama lengkap Retno Lestari Priansari Marsudi, lady boss ini lahir pada 27 November 1962 di Semarang, Jawa Tengah.
Retno, yang merupakan lulusan SMA Negeri 3 Semarang (salah satu sekolah unggulan di kota tersebut) tahun 1981, selalu berprestasi di bidang akademik semasa sekolah dulu.
Melansir dari Kompas.id, pada 1985, dia meraih gelar sarjana dari jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan predikat cum laude.
Baca Juga: Budaya Menakuti Perempuan dengan Istilah Perawan Tua Penyebab Adanya Pernikahan Muda
Tak lama setelah lulus kuliah, Departemen Luar Negeri (kini Kementerian Luar Negeri) tengah mengadakan seleksi calon diplomat di sepuluh universitas top Indonesia, termasuk UGM.
Retno berhasil lolos seleksi sebagai calon diplomat dan diterima bekerja di Departemen Luar Negeri.
Guna memperkaya wawasannya, dia meneruskan studi ke Program Studi Undang-Undang Uni Eropa di Haagse Hogeshool, Den Haag, Belanda pada tahun 2000.
Retno kemudian menuntut ilmu di Studi Hak Asasi Manusia di Universitas Oslo, Norwegia, sebagai mahasiswa tamu pada 2006.
Berprestasi Sekali Sampai Dilirik Presiden Jokowi
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Retno pernah bertugas di Kedutaan Besar Indonesia untuk Australia (1990-1994) dan Belanda (1997-2001).
Dia pernah juga menjabat sebagai Direktur Kerjasama Intra dan Antar-regional Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri (2001-2003) dan Direktur Eropa Barat Kementerian Luar Negeri (2003-2005).
Sejak 2005 sampai 2008, Retno dipercaya menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia.
Sementara, pada 2008 sampai 2012, dia ditunjuk sebagai Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri.
Pada 2012 sampai 2014, Retno kembali ke Belanda sebagai Duta Besar Republik Indonesia.
Baca Juga: Kisah Sukses Perempuan Tambah Cuan dengan Bisnis Online Kala Pandemi
Pencapaiannya yang luar biasa membuat Presiden Joko Widodo menunjuknya untuk menjadi Menteri Luar Negeri selama dua periode berturut-turut, yaitu 2014-2019 dan 2019-sekarang.
Berkat Retno pula Indonesia sukses menjadi presiden DK PBB pada Mei 2019 dan Agustus 2020.
Istri, Ibu, dan Diplomat
Mengabdikan diri kepada negara sebagai seorang diplomat sambil menjalankan perannya sebagai seorang istri dan ibu diakui Retno tidak mudah, namun tetap mungkin dilakukan.
Ketika kedua putranya masih kecil, Retno memandikan, memberi makan, dan mengantar mereka ke sekolah.
Semua dilakukannya sambil tetap mengurus pekerjaan diplomasi internasionalnya yang tak kenal waktu.
View this post on Instagram
Saat anak sakit sekalipun, Retno tetap telaten merawat mereka sampai sembuh tanpa mengabaikan pekerjaan di kementerian.
Meski lelah, tapi kerja kerasnya untuk keluarga dan negara terbukti berbuah manis.
Baca Juga: Malahayati, R.A. Kartini, Butet Manurung: Wanita Pejuang Indonesia
Laman Kemenlu menyebutkan bahwa putra pertama Retno, Dyota Marsudi (lahir 1989), sekarang sudah menjabat sebagai Direktur Eksekutif di suatu perusahaan modal ventura.
Putra keduanya, Bagas Marsudi (lahir 1993), kini berprofesi sebagai seorang dokter.
Melansir dari Tribunnews.com, pada Rabu (3/2/2021), Retno memperjuangkan kesetaraan akses vaksin COVID-19 untuk semua negara dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Luar Negeri yang diselenggarakan secara virtual.
Teranyar, Kompas.com pada Rabu (10/2/2021) mengabarkan bahwa Retno bertemu dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki di Amman, Yordania.
Dalam pertemuan tersebut, Riyad menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia yang telah mendukung Palestina selama ini. (*)