Parapuan.co - Setelah melahirkan, kehidupan seorang ibu tentu akan berubah drastis.
Banyak kebiasaan-kebiasaan baru yang pada awalnya tidak mudah dijalani.
Tak jarang para ibu baru dibuat kewalahan dengan segala urusan yang menjadi tanggung jawabnya.
Ditambah saat seorang ibu mau tidak mau merasakan baby blues.
Padahal mengurus bayi saja sudah menguras energi, apalagi ditambah dengan urusan pekerjaan rumah.
Disaat seperti ini komunikasi menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Mengomunikasikan dengan pasangan, keluarga, ataupun teman untuk meminta bantuan terkadang menjadi hal yang sulit, dengan alasan takut merepotkan atau malah bingung menyampaikannya bagaimana.
Kami berbicara bersama ibu-ibu muda dengan latar belakang berbeda, mereka berhasil mengomunikasikan apa yang dibutuhkannya kepada orang terdekat.
Ini cara mereka meminta bantuan yang diperlukannya kepada orang terdekat.
1. Melakukan persiapan dengan belajar parenting
Menjadi seorang ibu memang tidak ada sekolah formalnya, namun bukan berarti seorang calon ibu tidak bisa mempersiapkannya.
Hal ini dipermudah dengan semakin banyaknya informasi tentang parenting, dimulai dari buku, jurnal, hingga aplikasi-aplikasi terkait.
Persiapann inilah menjadi salah satu yang dilakukan oleh para ibu muda ini, salah satunya Siti Salsiah (25).
Seorang ibu yang merangkap menjadi mahasiswa Double Degree IPB dan Kyoto University ini membagikan pengalamannya pertamanya menjadi seorang ibu.
"Selama kehamilan aku senang untuk membaca beberapa informasi tentang kelahiran entah itu dari internet, jurnal, bahkan postingan di beberapa akun Instagram," tutur perempuan yang akrab disapa Salsi.
Ia juga menceritakan tentang dirinya yang selama proses pemulihan di rumah sakit sudah merencanakan apa yang akan ia lakukan setelah pulang ke rumah.
Menurutnya melakukan persiapan dengan belajar tentang parenting menjadi sebuah keharusan.
Baginya hal inilah yang membuat seorang ibu mengerti apa yang ia butuhkan dan inginkan.
"Harus ada kemauan untuk membaca, dan mencari informasi. entah itu dari buku, jurnal, internet, aplikasi-aplikasi terkait maupun akun-akun di Instagram." tambahnya.
2. Diskusi dengan pasangan
Mengurus si kecil bukanlah hal mudah. Ditambah harus mengurus pekerjaan rumah dan mengurus suami, tentu menjadi sangat melelahkan.
Oleh karena itu, diskusi dengan pasangan menjadi sesuatu yang harus dilakukan.
Hal ini dilakukan oleh para ibu, demi komunikasi yang lancar dan dapat saling mengerti dan membantu, salah satunya dilakukan oleh Ardini Suciati (29).
Seorang ibu rumah tangga ini, membagikan cerita pengalaman pertamanya menjadi seorang ibu.
"Aku diskusi dulu dengan suami. Setelah itu bikin kesepakatan pembagian tugas,"
Bagi perempuan yang akrab disapa Dini ini, diskusi dengan pasangan menjadi sangat penting dilakukan oleh pasangan muda yang akan memiliki anak.
Karena baginya, membicarakan ini membuat pasangan mengerti apa yang dibutuhkan oleh seorang ibu dan juga bantuan apa yang sebaiknya dilakukan seorang pasangan.
3. Mendelegasikan orang yang dipercaya
Momen seorang ibu harus ke luar rumah, pasti dialami oleh banyak ibu.
Percayakanlah salah satu orang keluarga atau kerabat terdekat yang dipercaya untuk menjaga si kecil.
Para ibu muda pun melakukan ini, salah satunya Ratu Edwina Dian (30).
Perempuan yang merangkap menjadi seorang ibu dan karyawan di salah satu media di Jakarta ini juga mendelegasikan salah satu keluarganya untuk menjaga anaknya selama ia harus pergi ke luar rumah.
Sebelum itu, tak lupa ia mengomunikasikan apa yang ia butuhkan dengan memberikan catatan-catatan khusus.
4. Menyampaikan apa yang dibutuhkan secara jelas
Bagi para ibu muda, bicara to the point tentang bantuan yang mereka butuhkan dari keluarga, pasangan, ataupun kerabat dekat menjadi hal yang memudahkan segala urusannya.
Hal ini berhasil membuat mereka tidak merasa sendirian selama menjalani rutinitas sebagai ibu baru.
Seperti hal yang dituturkan oleh Salsi, "Komukasikan apa yang kalian butuhkan dan inginkan," jelasnya. (*)