Parapuan.co - Gangguan bulimia dan anoreksia seringkali sulit untuk dibedakan.
Kawan Puan pernah mendengar dua isitilah tersebut? Keduanya adalah jenis gangguan perilaku makan yang berbeda.
Umumnya gangguan makan ini dialami perempuan di usia remaja dan dewasa awal.
Sebelum mengetahui perbedaannya, ketahui dulu yuk apa itu anoreksia dan apa itu bulimia.
Baca Juga: Rambut Rontok hingga Masalah Reporduksi, Ini 8 Ciri Tubuh Kekurangan Asupan Makanan
Apa itu anoreksia?
Anoreksia adalah gangguan makan di mana pengidapnya akan sangat membatasi jumlah makanan yang mereka konsumsi guna menurunkan berat badan.
Sehingga mereka akan membiarkan tubuhnya merasa kelaparan karena terlalu takut berat badannya akan naik setelah makan.
Seseorang yang mengidap anoreksia begitu meyakini dirinya kelebihan berat badan, meski mereka sudah sangat kurus melalui diet dan olahraga.
Mereka yang mengidap anoreksia memiliki berat badan yang sangat rendah, biasanya kurang dari 85 persen dari berat badan idealnya.
Melansir dari laman Healthline, gejala yang biasanya dialami oleh pengidap anoreksia seperti berikut ini:
- Penurunan berat badan yang drastis
- Insomnia
- Dehidrasi
- Sembelit
- Mudah kelelahan
Baca Juga: Indonesia Dapat Pujian WHO Usai Datangkan Vaksin AstraZeneca
- Rambut tipis dan patas
- Kulit kering
- Amenore (tidak adanya menstruasi)
- Detak jantung tidak teratur
- Sensitif terhadap dingin
- Memotong makanan dengan potongan kecil-kecil
Apa itu bulimia?
Bulimia adalah gangguan makan di mana penderitanya makan dengan jumlah berlebih dan kemudian akan mengeluarkannya dengan secara paksa.
Seseorang yang menderita bulimia akan memaksa keluar makanan yang sudah mereka konsumsi dengan memuntahkannya secara paksa atau mengonsumsi obat pencahar.
Hal ini ia lakukan ketakutan berlebih pada bentuk badan gemuk atau kegemukan.
Baca Juga: Banyak Karbohidrat Atau Tidak? Ini Porsi Makan Ibu Hamil yang Baik
Melansir dari laman Healthline, bulimia terdapat dua jenis, yakni
- Bulimia purging : Tipe ini adalah tipe paling banyak dialami. Seseorang dengan bulimia tipe ini akan muntah setelah makan berlebih atau mereka mengonsumsi obat pencahar dengan dosis yang tidak tepat.
- Bulimia non-purging : Bulimia tipe ini cenderung akan melakukan olahraga secara berlebihan dan berpuasa secara ekstrem guna mencegah kenaikan berat badan.
Melansir dari laman Medical News Today, terdapat gejala yang menandakan seseorang mengalami bulimia, seperti :
- Makan dengan jumlah berlebih
- Tidak mau makan di tempat umum
- Sering muntah
- Mengalami pembengkakan pada kelenjar mulut
- Mengalami masalah kesehatan gigi, seperti gigi patah
- Mentruasi tidak teratur
- Sering mengalami dehidrasi
Baca Juga: Gejala dan Penyebab Bulimia, Gangguan Makan Karena Takut Gemuk
Perbedaan anoreksia dan bulimia
Baik anoreksia dan bulimia merupakan sama-sama gangguan pada makan.
Serta keduanya ditandai dengan keinginan yang sangat besar untuk menjadi kurus.
Namun keduanya memiliki perilaku makan yang berbeda.
Baca Juga: Ingin Turunkan Berat Badan? Ini Saran Ahli Gizi Untukmu Saat Diet
Mengutip dari laman Johns Hopkins Medicine, hal utama yang membedakan dari penderita anoreksia dan bulimia adalah bentuk tubuhnya.
Penderita anoreksia mengalami penurunan berat badan sebesar 15 persen atau lebih dari berat badan idealnya, sehingga bentuk tubuhnya akan begitu kurus.
Sedangkan, seseorang penderita bulimia biasanya berada di berat badan normal atau di atas normal.
Seseorang yang mengidap anoreksia juga akan sangat mengurangi asupan makannya untuk menurunkan berat badan.
Sementara mereka pengidap bulimia akan makan dengan jumlah banyak dalam waktu singkat.
Lalu ia akan mengeluarkannya kembali makanannya dengan muntah atau buang air besar, guna mencegah kenaikan berat badan.
Karena berat badannya yang sangat kurus, maka penderita anoreksia umumnya mengalami amenore atau tidak mengalami menstruasi.
Baca Juga: Waspada! Ini 3 Mitos Soal Pil Kontrasepsi, Bagaimana Penjelasannya?
Sedangkan seseorang yang mengidap bulimia akan mengalami peride mentruasi yang tidak teratur.
Bulimia juga ditandai dengan siklus diet yang teratur, dari periode makan berlebih kemudian berlanjut perilaku kompensasi dengan membersihkan apa yang sudah ia makan atau purging guna mencegah kenaikan berat badan.
Sementara, penderita anoreksia tidak selalu melakukan binge eating dan purging.(*)