Parapuan.co - Salah satu masalah kesehatan yang diperhatikan di masa pandemi ialah kesehatan mental.
Lantas jika ingin konsultasi dan menanyakan soal mental atau kejiwaan kita, tahukah Kawan Puan kita harus ke mana?
Pasalnya dalam urusan kesehatan mental ada profesi psikolog dan psikiater yang rupanya beda cara kerja tapi bekerjasama.
Namun, apakah Kawan Puan sudah tahu perbedaan dua profesi yang tampak serupa tapi tak sama ini?
Baca Juga: Terjebak dalam Toxic Relationship? Ini Saran Psikolog Untukmu
Memang masih banyak orang yang belum mengetahui perbedaan psikolog dan psikiater hingga akhirnya berujung bingung sendiri.
Untuk kondisi yang dialami harus datang ke mana ya? Kapan harus datang ke psikolog dan kapan harus ke psikiater?
Melansir dari Nova.id, PARAPUAN telah merangkum perbedaan psikolog dan pskiater agar Kawan Puan tak ada yang bingung jika ingin konsultasi kejiwaan.
Berbeda cara dan sikap penangan
Jika Kawan Puan datang ke psikolog dan psikiater, maka posisi kamu tidak akan dianggap sama oleh keduanya.
Saat datang ke psikolog, maka kamu akan dianggap klien. Sedangkan, saat datang ke psikiater akan dianggap pasien.
Kawan Puan akan dianggap pasien oleh psikiater karena kamu membutuhkan obat-obatan tertentu untuk mengatasi masalahmu.
Baca Juga: Apa Itu Ghosting? Begini Penjelasan Psikolog dan Cara Menghadapinya
Akan tetapi, baik sebagai pasien ataupun klien, Kawan Puan tak perlu ragu untuk datang karena psikolog dan psikiater tak akan menganalisis asal-asalan.
Sehingga ketika Kawan Puan sudah memutuskan akan datang ke mana, kamu tidak perlu takut dengan stereotip dan cap sebagai orang gila.
Pasalnya, untuk datang ke ahli kejiwaan, kamu tidak perlu harus ada masalah lebih dahulu. Kamu bisa datang bahkan saat kamu merasa baik-baik saja.
Berbeda ilmu yang diemban
Jika cara dan sikap penanganan psikolog dan psikiater berbeda, hal itu karena ilmu yang diemban oleh dua profesi itu berbeda.
"Psikiater itu awalnya dia dokter, lalu mengambil jurusan psikiater, dan dia bisa memberikan obat," ujar psikolog Sukmayanti kepada NOVA
Sedangkan, psikolog mengemban ilmu pendidikan psikologi. Sehingga mereka tidak bisa memberikan pbat-obatan untuk menyembuhkan pasien.
Baca Juga: Menurut Psikolog, Ini Tips Segera Move On untuk Kamu Korban Ghosting
Beda tapi bekerjasama
Di samping perbedaan di atas, Sukmayanti bilang, psikolog dan psikiater selalu bersinergi dan bekerjasama untuk menangani masalah kejiwaan seseorang.
Contoh, ada seorang klien yang sudah berkonsultasi dengan psikolog dalam jangka waktu tertentu. Lalu, psikolog melihat masalah itu telah masuk penyakit gangguan jiwa.
"Kalau dia sudah terlihat ingin menyakiti diri sendiri atau lingkungan, kita pasti akan bersinergi dengan psikiater untuk memberikan obat, seperti obat penenang," ujar Sukmayanti.
Setelah itu giliran psikolog yang akan membantu dan membimbing pasien untuk menyelesaikan masalah kejiwaannya. (*)