Parapuan.co - Kawan Puan mungkin pernah berada di kondisi merasa ada yang salah dalam hubungan tapi tidak menemukan inti permasalahannya.
Atau bahkan, mungkin satu di antara kamu pernah berada di posisi sering kali meminta maaf pada pasangan, namun tidak tahu letak kesalahan diri sendiri di mana.
Kalau kamu pernah berada di posisi tersebut, bisa saja Kawan Puan adalah korban dari tindakan gaslighting pasangan.
Baca Juga: Sebelum Move On, Ternyata Ini 9 Fase yang Perlu Dilalui Setelah Putus
Tindakan gaslighting ini sebenarnya sudah cukup sering terjadi di sekitar, namun mungkin saja kita tidak menyadarinya.
Sebagian dari kita juga bisa jadi belum tahu apa itu gaslighting.
Oleh karena itu, simak yuk pengertian gaslighting dan juga ciri-cirinya agar kita bisa selalu waspada.
Apa itu gaslighting?
Melansir dari laman Medical News Today, gaslighting adalah bentuk pelecehan secara psikologis, di mana seseorang membuat orang lain mempertanyakan kondisi mentalnya, persepsi dirinya, atau bahkan ingatan mereka.
Tak heran, mereka yang menjadi korban dari gaslighting kerap merasa bingung, cemas, dan berujung tidak mempercayai dirinya.
Istilah gaslighting sendiri berasal dari drama pada tahun 1938 dan filim tahun 1944 yang berjudul Gaslight.
Di mana dalam film tersebut diceritakan, seorang suami yang memanipulasi istrinya untuk berpikir bahwa dirinya memiliki penyakit mental dengan cara meredupkan lampu dan mengatakan kepadanya bahwa ia berhalusinasi.
Setiap orang dapat mengalami hal ini, namun umumnya tindakan tersebut terjadi dalam hubungan kekasih maupun suami istri.
Sebagai catatan, seseorang yang mengalami tindakan ini sama hal sedang mengalami tindakan pelecehan, lho.
Ciri-ciri gaslighting
Kawan Puan yang mengalami tindakan gaslighting terkadang tidak menyadari bahwa telah menjadi korban pelecehan.
Baca Juga: Memuji Anak Bisa Jadi Bumerang, Ketahui 3 Hal Ini Untuk Menghindarinya
Namun, National Domestic Violence Hotline mengungkapkan terdapat tanda-tanda seseorang mengalami gaslighting, seperti berikut ini:
- Merasa bingung dan terus menebak-nebak
- Kesulitan dalam membuat keputusan sederhana
- Kerap mempertanyakan apakah mereka terlalu sensitif
- Menjadi pendiam
- Terus menerus meminta maaf kepada orang yang melakukan kekerasan
- Membela perilaku orang yang melakukan pelecehan
- Merasa putus asa, sedih, tidak berharga, atau tidak kompeten
Hal yang paling membahayakan, tindakan gaslighting juga dapat menyebabkan anxiety, depresi, dan trauma psikologis pada korbannya.
Penyebab gaslighting
Tindakan pelecehan ini terjadi bukan tanpa sebab.
Menurut National Domestic Violence Hotline, gaslighting terjadi disebabkan oleh seseorang yang ingin menguasai orang lain.
Perilaku pelecehan ini dilakukan dengan cara seseorang mempelajari dan memperhatikan sifat orang lain.
Baca Juga: Banyak Konten Toxic di Media Sosial? Begini Tips Menghindarinya!
Sesorang yang melakukan jenis pelecehan ini merasa bahwa mereka berhak untuk mengontrol orang lain.
Selain itu, pelaku pelecehan ini juga merasa pendapat mereka adalah yang paling penting bagi orang lain.
Beberapa orang yang menjadi pelaku pelecehan ini juga mengalami gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian narsistik (NPD).
Banyak orang menggunakan istilah narsis untuk menggambarkan orang yang egois atau sombong.
Padahal, siapapun dapat memiliki sifat narsistik, namun para penderita NPD memiliki gejala jangka panjang seperti:
- Kekaguman atau perhatian dari orang lain merupakan sebuah kebutuhan wajib terpenuhi.
- Memiliki keyakinan bahwa mereka istimewa dan merasa lebih baik dari orang lain.
- Kurang memiliki empati pada orang lain. (*)
Baca Juga: Miris, Kekerasan Seksual dan Perkawinan Anak Bisa Terjadi di Lokasi Pengungsian