Parapuan - Kawan Puan apakah pernah mendengar istilah gaslighting? Jika masih asing dengan istilah ini, maka kamu perlu memahami bahwa gaslighting seringkali muncul secara bertahap sehingga sulit dikenali oleh si korban.
Bukan enggak mungkin sebenarnya Kawan Puan merupakan salah satu korban gaslighting, tetapi karena dilakukan secara bertahap jadi kamu tidak menyadarinya.
Perlu dipahami, bahwa gaslighting adalah bentuk pelecehan psikologis di mana ada orang atau pun kelompok yang mempertanyakan kewarasan, realitas, atau persepsi akan diri sendiri. Biasanya, korban gaslighting akan mengalami perasaan bingung dan cemas hingga kepercayaan dirinya juga turun.
Oleh karena itu, kita wajib tahu jenis gaslighting yang bisa menggerus mental korban. Dilasnir dari Medical News Today, berikut ini 6 teknik gaslighting:
Baca Juga: Waspada! Berikut Ini Tanda-tanda Kamu Terlalu Keras pada Diri Sendiri
1. Countering (Perlawanan)
Dalam gaslighting jenis ini pasangan biasanya akan mempertanyakan tentang ingatan kita yang pada akhirnya akan membuat kita merasa bersalah. Gaslighting jenis ini merupakan bentuk dari tindakan perlawanan.
"Lihat! Kamu enggak bisa mengingat ulang tahun pernikahan kita dengan akurat," atau "Kamu yakin dengan kejadian tersebut? Ingatanmu sangat buruk."
2. Withholding (Pemotongan)
Ketika tiba-tiba pasangan memotong pembicaraan seolah ingin menghindari topik pembicaraan, bisa jadi dia sedang melakukan gaslighting.
Biasanya, orang yang menggunakan teknik ini akan berpura-pura tidak memahami apa yang dibicarakan, sehingga ia tak perlu menanggapi. Beberapa kalimat yang mungkin muncul ialah "Aku tidak tahu apa yang sedang dibicarakan," atau "Kamu malah buat aku jadi bingung deh."
Baca Juga: Belajar Menerima Ketidaksempurnaan Diri dari Seni Kintsugi Asal Jepang
3. Trivializing (Meremehkan)
Biasanya dalam teknik, pelaku akan meremehkan atau mengabaikan perasaan orang lain yang merupakan korban. Bukan enggak mungkin juga pelaku akan menuduh korban sebagai pihak yang terlalu sensitif atau bereaksi berlebihan.
Tuduhan ini timbul ketika si pelaku merasakan kekhawatiran karena yang dibicarakan si korban benar adanya.
4. Denial (Menyangkal)
Umumnya pelaku gaslighting yang menggunakan teknik denial akan berperilaku seolah lupa akan peristiwa atau bagaimana sesuatu bisa terjadi. Pelaku akan menyangkal berulang kali, bahkan menuduh korban mengada-ada dan mengarang cerita untuk menutupi kesalahannya.
Kalimat yang mungkin muncul ialah "Kayaknya kejadiannya bukan seperti itu."
Baca Juga: Bisa Terjadi di Setiap Hubungan, Ini 6 Jenis dan Tanda Gaslighting
5. Diverting (Mengalihkan)
Dalam teknik jenis ini, umumnya seseorang akan mengubah fokus diskusi dan malah mempertanyakan kredibilitas orang lain.
Misalnya pelaku akan berkata "Halah itu kan hanya pemikiran gila dari temanmu saja."
6. Stereotyping (Stereotip)
American Sociological Review pernah membahas bahwa orang yang menggunakan stereotip negatif dengan membawa-bawa jenis kelamin, ras, etnis, kebangsaan, usia, bahkan seksualitas itu hanya dilakuan untuk memanipulasi korban, lho.
Misalnya pelaku mengatai seorang perempuan dengan sebutan tidak punya pikiran rasional atau gila padahal korban tersebut meminta bantuan karena sudah dilecehkan oleh pelaku.
Bisa Dialami Siapa Saja
Kawan Puan wajib tahu bahwa setiap orang bisa mengalami gaslighting. Tetapi, gaslighting ini umum terjadi dalam hubungan percintaan atau interaksi sosial yang lingkupnya kecil.
Ketika orang yang terlibat tak memiliki kekuatan setara sehingga salah satu pihak merasa bahwa dirinya yang superior, gaslighting bisa saja terjadi. Perlu diingat bahwa orang yang mengalami gaslighting berarti sedang mengalami pelecehan.
Semoga terhindar dari tindakan buruk ini ya, Kawan Puan.
(*)
Baca Juga: Tips Mengurangi Kecanggungan Saat Bersosialisasi Akibat Pandemi