Parapuan.co - Kawan Puan, sebuah penelitian global yang dilakukan oleh American Express dan The New York Women's Foundation menemukan bahwa perempuan memang cukup berambisi dalam bekerja.
59% partisipan mengatakan bahwa ambisi merupakan kunci keberhasilan dalam berkarier, dan dari data American Express dan The New York Women's Foundation teridentifikasi 50% perempuan sebagai seorang yang ambisius.
Namun demikian, melalui penelitian ini didapati bahwa banyak perempuan tidak mau disebut-sebut ambisius dalam bekerja.
Baca Juga: Tawarkan Konsep Kerja Fleksibel, Ketahui Dulu Pro dan Kontra Gig Economy
Dari penelitian ini, terhitung kurang dari sepertiga partisipan nyaman dengan sebutan 'ambisius'.
Tapi kenapa? Apa salahnya dengan panggilan ambisius yang disematkan kepada perempuan karier ini?
Melansir dari Businessinsider, Margot Levin, seorang psikolog asal New York mengatakan bahwa perempuan menghindari penggunaan kata 'ambisius' sebagai upaya menghilangkan kesan terlalu agresif dalam mengejar karier.
Baca Juga: Memahami Gig Economy, Konsep Kerja dari Rumah yang Menghasilkan Uang
"Perempuan mendapat kesan di masyarakat bahwa mereka harus rendah hati dan tidak lebih menonjol dari laki-laki. Selain itu, ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa laki-laki lebih dihargai di tempat kerja karena ambisinya, namun perempuan justru dipandang negatif," kata Margot.
Menurut penelitian Journal of Experimental yang terbit pada 2012, perempuan dalam posisi kepemimpinan cenderung tidak disukai oleh rekan dan bawahannya.
Nah Kawan Puan, karena stigma yang muncul inilah sekarang banyak perempuan yang bukan hanya takut memakai ungkapan 'ambisius' tetapi juga menunjukan ambisinya selama bekerja.
"Ini menempatkan perempuan pada posisi yang tidak menguntungkan jika mereka tidak bisa terbuka menjadi ambisius sejajar dengan laki-laki. Ambisi merupakan sebuah motivasi, motivasi menetapkan tujuan, motivasi menciptakan dan mencapai sesuatu," ungkap Margot.
