4 Alasan Memaafkan Baik untuk Kesehatan, Bisa Buat Umur Lebih Panjang!

Firdhayanti - Kamis, 13 Mei 2021
Memanfaatkan ternyata baik untuk kesehatan kita.
Memanfaatkan ternyata baik untuk kesehatan kita. freepik

Parapuan.co – Menyambut Idulfitri, kita tak hanya berbahagia merayakannya bersama keluarga.

Idulfitri adalah saat dimana kita akan terlahir kembali sebagai pribadi yang lebih baik, lahir dan batin.

Untuk itu, momen Idulfitri kerap dimanfaatkan sebagai kesempatan yang baik untuk memaafkan kesalahan orang lain.

Namun ternyata, memaafkan orang lain bukan hanya akan membuat diri kita tenang.

Memaafkan juga dapat menimbulkan manfaat positif bagi kesehatan kita, lho.

Baca Juga: Oh, Ternyata Begini Cara Musik Meredakan Stres dalam Diri Kita

Dari Huffpost, menurut Greater Good Science Center di University of California, Berkeley mengampuni suatu tindakan secara sadar serta memutuskan untuk melepaskan kebencian atau dendam terhadap orang yang telah menyakitimu memiliki efek baik untuk kesehatan. 

Ini dia beberapa manfaat kesehatan dari memaafkan orang lain.

1. Umur Lebih Panjang

Menurut studi 2011 bertajuk Forgive to Live: Forgiveness, Health, and Longevity yang dipublikasikan di  Journal of Behavioral Medicine, orang yang bisa memaafkan hanya jika orang lain mengatakan maaf terlebih dahulu atau berjanji untuk tidak melakukan pelanggaran lagi, lebih mungkin meninggal lebih cepat.

Hal ini jauh berbeda dibandingkan dengan orang yang cenderung memaafkan tanpa syarat.

Para peneliti Luther College ini menjelaskan bahwa permintaan maaf dapat membantu seseorang untuk lebih mudah mengampuni.

Akan tetapi, hal tersebut menjadi berbeda jika kita mengharapkan seseorang untuk meminta maaf terlebih dahulu. 

Karena tak kunjung mengampuni sebelum mendengar kata maaf dari orang yang menyakitinya justru membatasinya memaafkan orang lain. 

"Ini hanya karena fakta bahwa mereka yang melakukan kesalahan tidak akan selalu memenuhi persyaratan seperti itu (mengatakan maaf), ... dan pihak yang tersinggung tidak memiliki kekuatan untuk membuatnya terjadi (mengatakan maaf)," tulis mereka dalam penelitian tersebut.

Sumber: huffpost.com
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri