Parapuan.co - Keguguran terjadi karena banyak faktor yang memengaruhi ibu selama kehamilan.
Waktu paling rentan mengalami keguguran biasanya terjadi di trimester pertama, terlebih perubahan fisik dan psikis calon ibu yang berjuang untuk beradaptasi dengan kehamilan.
Salah satu penyebabnya adalah obesitas atau kelebihan berat badan.
Baca Juga: Keguguran Hingga Kelahiran Prematur, Ini Daftar Komplikasi Pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai
Dari perspektif penelitian, obesitas didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (BMI) di atas 30.
Melansir Verywell Family, obesitas sering dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi kehamilan, termasuk keguguran dan keguguran berulang, serta peningkatan risiko kesulitan hamil sejak awal.
Penelitian juga menunjukkan bahwa menurunkan berat badan sebelum kehamilan dapat mengurangi risiko keguguran pada perempuan gemuk, bahkan di antara mereka yang memiliki riwayat keguguran.
Banyak penelitian telah melibatkan perempuan dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS), suatu kondisi di mana perempuan lebih cenderung kelebihan berat badan.
Bahkan di antara kelompok perempuan ini, ada hubungan yang jelas antara tingkat penurunan berat badan dan tingkat keguguran.
Kaitan antara obesitas dan keguguran
Meskipun ada hubungan antara obesitas dan keguguran, penting untuk diingat bahwa sebagian besar perempuan yang kelebihan berat badan belum pasti mengalami keguguran.
Selain itu, seperti perempuan dengan berat badan normal, perempuan gemuk yang pernah mengalami keguguran biasanya berhasil menjalani kehamilan berikutnya.
Penjelasan yang paling mungkin dari hubungan tersebut adalah bahwa obesitas menambah risiko faktor lain yang terkait dengan keguguran, sebagai contoh:
- Obesitas dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, yang dapat mempersulit preeklamsia.
- Obesitas dapat mempersulit penanganan diabetes, meningkatkan risiko komplikasi dalam 13 minggu pertama.
- Obesitas dapat memperparah situasi yang sulit pada perempuan dengan PCOS, yang sudah memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi.