Parapuan.co - Apakah Kawan Puan tahu kalau ada penyakit yang memiliki julukan silent killer karena hanya terjadi bahkan berisiko tinggi pada perempuan?
Penyakit tersebut ialah kanker ovarium, kanker yang muncul di indung telur.
Kanker ini disebut sebagai silent killer karena banyak yang mengalami penyakit ini tetapi tidak sadar akan gejala yang ada.
Baca Juga: Tanpa Disadari, 3 Rutinitas Pagi yang Kamu Lakukan Ini Bisa Picu Stres
Selain itu orang, yang menderita kanker ovarium akan merasa kesakitan pada saat kanker berada pada stadium lanjut.
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian nomor 8 akibat kanker pada perempuan di seluruh dunia.
Di Indonesia, kanker ovarium berada di peringkat 3 dari sisi insiden dan tingkat kematian untuk penyakit kanker pada wanita
Hal ini pun dibenarkan oleh Ketua Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI) Prof. DR. dr. Andrijono, Sp.OG(K).
Profesor Andrijono mengungkap kalau setiap perempuan perlu waspada terhadap ancaman kanker ovarium dengan mengenal faktor risiko dan deteksi dini.
"Gejala kanker ovarium sering kali disalahartikan dengan gejala penyakit lain, sehingga sering luput dari perhatian dan baru ditemukan ketika telah mencapai stadium lanjut. Padahal jika dideteksi lebih awal, kanker ovarium dapat ditangani," ucapnya dalam Virtual Briefing Kampanye 10 Jari – Deteksi Dini Faktor Risiko dan Gejala Kanker Ovarium, Sabtu (29/05/2021).
Ia menambahkan, kalau 20% dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal, 94% pasien stadium awal ini akan dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis.
Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Pungky Mulawardhana, Sp.OG (K) melanjutkan bahwa kanker ovarium jarang ditemukan pada stadium awal karena berkembang secara tersembunyi dan hampir tidak bergejala.
"Bila timbul gejala klinis, umumnya merupakan akibat dari pertumbuhan, perkembangan, serta komplikasi yang sering timbul pada tingkat stadium lanjut," tuturnya.
Di mana saat keadaan sudah pada stadium yang lanjut, kanker akan sulit untuk disembuhkan.
Operasi dan kemoterapi adalah penanganan yang umum dilakukan untuk kanker ovarium.
Pada kanker ovarium stadium awal, saat penyakit ini sebatas ovarium, penanganan dan pengobatan memiliki kemungkinan besar untuk berhasil.
Mengetahui tantangan ini, AstraZeneca yang bekerja sama dengan HOGI dan Indonesian Cancer Information & Support System (CISC) meluncurkan Kampanye 10 Jari untuk mengenal faktor risiko dan deteksi dini kanker ovarium.
Baca Juga: Ini Dia Sarapan Pagi Bernutrisi yang Cocok Sebagai Pre-Workout Meal
Sebagai informasi, Kampanye 10 Jari adalah kampanye untuk mengenal 6 faktor risiko dan 4 tanda kanker ovarium.
6 Faktor risiko kanker ovarium:
1. Kista endometriosis,
2. Ada riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium dan kanker payudara,
3. Mutasi genetik (contoh BRCA),
4. Angka paritas rendah,
5. Gaya hidup buruk, dan
6. Pertambahan usia.
4 Tanda kanker ovarium:
1. Perut kembung,
2. Nafsu makan berkurang,
3. Sering buang air kecil, dan
4. Nyeri pada panggul atau perut.
Selaku Ketua Indonesian Cancer Information & Support System (CISC), Aryanthi Baramuli Putri menyatakan informasi merupakan hal penting dalam kanker ovarium.
"Perempuan Indonesia perlu mengetahui bahwa dengan deteksi dini, mengenali faktor risiko dan menyadari gejalanya, mereka memiliki peluang lebih baik untuk memiliki harapan hidup yang lebih baik," tegas Aryanthi.
Nah dengan begitu semoga Kawan Puan mendapatkan informasi yang tepat seputar deteksi dini kanker ovarium melalui Kampanye 10 Jari ya.
Tujuannya agar diri kita sendiri serta sesama perempuan lainnya agar hidup pun lebih berkualitas.
(*)
Baca Juga: Atasi Bau Mulut dengan Campuran 4 Bahan Alami Ini, Begini Cara Mudah Membuatnya