Parapuan.co – Perempuan korban kekerasan dan pelecehan seksual kerap kali menunjukkan perubahan.
Seperti menarik diri dari lingkungan sosial, berdiam diri di kamar, dan bahkan enggan melakukan aktivitas.
Ini terjadi karena adanya rasa tertekan atas peristiwa yang mereka alami.
Baca Juga: Merasa Susah Bahagia? Yuk Latihan 10 Minggu Menjadi Individu yang Lebih Positif!
The Equal Employment Opportunity Commission melaporkan 12.000 tuduhan pelecehan berbasis seksual setiap tahun, dengan perempuan menyumbang 83 persen pelaporan pelecehan seksual.
Terkait hal ini, mengisolasi diri dan memilih bungkam akhirnya jadi hal yang umum dilakukan korban pelecehan seksual.
Namun sebelum mengetahui alasan mereka, ada baiknya kita mengetahui apa itu pelecehan seksual.
Seperti yang dilansir dari Psychologytoday.com, pelecehan seksual meliputi sentuhan fisik, komentar yang mengandung unsur seksual atau cabul, mengekspos bagian tubuh, hingga penyuapan seksual.
Baca Juga: 5 Jenis Pelecehan Seksual di Internet, Salah Satunya Perilaku Menggoda
Salah satu alasan yang menyebabkan korban pelecehan seksual enggan untuk menyuarakan apa yang mereka alami adalah karena rasa malu.
Rasa malu adalah inti dari luka emosional yang dialami perempuan saat mereka dilecehkan secara seksual.
Seperti yang dinyatakan oleh pakar perasaan Gershen Kaufman dalam bukunya Shame: The Power of Caring.