Parapuan.co – Kawan Puan, pernahkah kamu mendengar beberapa mitos soal perempuan plus size?
Mitos soal perempuan plus size ini tanpa sadar tumbuh subur di masyarakat.
Selain itu, mitos soal perempuan plus size ini sering menimbulkan kesalahpahaman.
Apalagi ketika perempuan plus size ini dikaitkan dengan BMI atau Body Mass Index.
Sering kali perempuan plus size dinilai tidak sehat hanya karena angka BMI menunjukkan kategori kelebihan berat badan atau obesitas.
Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Keith Devlin, seorang direktur Stanford Mathematics Outreach Project in the Graduate School of Education.
“BMI seharusnya tidak digunakan untuk menghitung kadar lemak seseorang,” ungkapnya pada Your Tango.
Baca Juga: 3 Anggapan Salah Kaprah Soal Body Positivity yang Beredar Luas
Lebih lanjut Keith Devlin menjelaskan bahwa BMI diciptakan oleh seorang ahli matematika, bukan seorang ahli di bidang medis.
Selain itu, BMI juga merupakan cara cepat untuk mengukur tingkat obesitas populasi umum untuk membantu pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya, beratus tahun yang lalu.
Kawan Puan, terlepas dari perempuan plus size yang dinilai tidak sehat karena angka BMI, ternyata ada beberapa mitos yang perlu diluruskan, seperti yang dilansir dari Your Tango.
Pasalnya mitos soal perempuan plus size ini tergolong body shaming lo!
Yuk ketahui agar kelak kita tidak menjadi pelaku body shaming, baik ke anggota keluarga maupun teman atau orang lain di medis sosial!