Banyak media di Indonesia yang ikut memojokkan perempuan penggemar dalam berbagai bentuk narasi.
Contohnya pada tahun 2019 dimana seorang remaja perempuan penggemar boyband BTS (ARMY) dari Turki melakukan tindakan bunuh diri.
Penggemar BTS sebenarnya sudah mengetahui masalah kesehatan mental yang diidap oleh remaja akibat dari kekerasan yang ia alami di rumah, sehingga memantik tindakan bunuh dirinya.
Namun, ada salah satu media dalam negeri yang melakukan pemberitaan keliru dan memantik kekerasan berbasis gender di media sosial kepada penggemar BTS.
"Media di Indonesia memberitakan bahwa alasan dia bunuh diri adalah karena ayahnya tidak suka dengan BTS. Akibat dari berita itu adalah orang-orang semakin menyalahkan kegiatan fangirling, padahal berita itu salah," cerita Jasmine.
Bentuk KBGO lainnya yang cukup mengancam informasi pribadi perempuan penggemar adalah adanya oknum yang dengan sembarangan mengambil foto perempuan penggemar dan menyuntingnya dengan berbagai kata-kata kasar.
Baca Juga: Komunitas BTS ARMY: Ruang Aman bagi Keberagaman dan Perwujudan Globalisasi Sesungguhnya
"Pada momen ARMY Selca Day, para penggemar BTS mengunggah foto mereka untuk merayakan keberagaman, namun banyak orang yang memanfaatkan momen tersebut untuk mengunggah ulang foto ARMY dan menambahkan tulisan dan coretan yang menghina," cerita Jasmine,
Tindakan yang sudah menyentuh ranah personal seperti foto dan data pribadi menjadi keresahan besar yang dialami oleh perempuan penggemar.
Jumlah anggota fandom yang besar dan beragam membuat ARMY Indonesia bersatu untuk melawan KBGO yang mereka rasakan hampir setiap hari.