Mengenal Sarah Gilbert, Penemu Vaksin AstraZeneca yang Enggan Ambil Hak Paten

Tentry Yudvi Dian Utami,Arintha Widya - Selasa, 20 Juli 2021
Sarah Gilbert penemu vaksin AstraZeneca
Sarah Gilbert penemu vaksin AstraZeneca UNIVERSITY OF OXFORD

Parapuan.co - Sarah Gilbert, ilmuwan yang mengembangkan vaksin AstraZeneca belakangan ini tengah jadi pembicaraan.

Bukan tanpa sebab, Sarah Gilbert sebagai penemu vaksin AstraZeneca rupanya menolak hak paten atas karya vaksinnya,lho, Kawan Puan.

Tak hanya cerdas, melansir Kompas.com, Sarah Gilbert merupakan sosok yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi.

Tak heran, bila sosoknya pun menginspirasi banyak perempuan di dunia.

"Saya ingin buang jauh-jauh gagasan itu (mengambil hak paten penuh), agar kita bisa berbagi kekayaan intelektual dan siapa pun bisa membuat vaksin mereka sendiri," ujar perempuan berusia 59 tahun itu kepada parlemen Inggris, berdasarkan pemberitaan Reuters, Maret lalu.

Sesuai dengan permintaannya, AstraZeneca pun membuat perjanjian dengan oxford untuk tidak mengambil profit dari vaksin corona.

Baca Juga: Tantangan Pilot Mellisa Anggiarti Bekerja di Bidang yang Didominasi Lelaki

Tentu saja, keputusan Sarah ini berdampak besar terhadap harga penjualan vaksin Astrazeneca.

Bisa dikatakan kalau harganya vaksin tersebut jadi lebih murah, lho.

Melansir BBC, satu dosis vaksin AstraZeneca dihargai hanya 4 dollar Amerika Serikat atau Rp 58.333.

Harga ini paling murah dibandingkan Moderna atau Pzifer yang mencapai puluhan dollar AS.

Sudah murah, Sarah juga berhasil membuat vaksin yang memiliki efektivitas tinggi yakni 92 persen. Ini juga bisa mencegah varian virus corona Delta.



REKOMENDASI HARI INI

Dobrak Stigma, Logina Salah Kontestan Pertama Miss Universe dengan Vitiligo dan Status Ibu