Parapuan.co - Setiap orang tentu memiliki masalah yang membuatnya akan semakin kuat dari waktu ke waktu.
Saat menghadapi sebuah masalah, setiap perempuan memiliki respon berbeda untuk menyelesaikannya. Ada yang memilih untuk bercerita ke orang terdekat agar mendapatkan solusi.
Tetapi, ada juga yang memilih diam dan mencoba menyelesaikan masalah tersebut sendiri tanpa memikirkan kesehatan fisik maupun mental.
Di lingkungan sosial maupun pribadi, masih banyak perempuan yang bungkam. Saat berbicara mengenai orang lain, entah terkait anak, pasangan, atau orang tua, kita bisa menjadi sangat vokal.
Sebaliknya, jika berbicara tentang diri sendiri seperti kebutuhan pribadi, kekhawatiran dan keputusasaan diri sendiri, perempuan banyak yang memilih bungkam.
Memang, perempuan dan laki-laki memiliki bentuk komunikasi yang berbeda. Tetapi, kondisi sosial selama puluhan tahun memaksa perempuan menjadi sosok yang disukai.
Maksudnya, perempuan dipaksa untuk menjadi sosok penurut yang mementingkan orang lain di atas dirinya. Lalu, pada siapa perempuan harus bercerita?
Dr. Victoria Brescoll dalam 'Women's Web for Women Who Do' tahun 2019 menyatakan bahwa perempuan, bahkan perempuan dengan kuasa sekalipun, jarang angkat bicara dan memilih bungkam karena sering mendapat reaksi tidak menyenangkan dari ceritanya seperti cemooh dan ketidakpercayaan.
Oleh karena itu, yang dibutuhkan perempuan untuk bercerita tentang dirinya tentu ruang aman tanpa cemooh yang memungkinkan dukungan terus mengalir.
Sebagai media online berfokus perempuan, PARAPUAN berinisiatif membuat wadah bagi seluruh perempuan Indonesia bernama Kawan Puan.
Baca Juga: Beda 10 Tahun, Begini Cara Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Saling Dukung