Parapuan.co- Sussane Mikhail baru-baru ini menulis sebuah essay yang ditayangkan di laman resmi Harper Bazaar Arabia mengenai nasib perempuan di Lebanon.
Dalam tulisannya, ia mengagumi kekuatan perempuan-perempuan di Lebanon dalam menghadapi bencana yang bisa terjadi kapanpun dan tiba-tiba.
Sussane juga mengagumi keindahan, kemewahan, dan sejarah kota Beirut yang berada di Lebanon.
Namun sama halnya dengan keindahannya, konflik dan gejolak ekonomi tetap ada di kota tersebut.
Melihat hal itu, Sussane salut melihat bagaimana perempuan-perempuan di Lebanon bangkit dari keterkejutan dan kehancuran krisis.
Baca juga: A Force for Change: Pameran Seni dan Lelang Karya Para Seniman Perempuan Kulit Gelap
Saat musim panas tahun lalu dimana pandemi tengah menyerang, Beirut dilanda krisis ekonomi ditambah dengan bencana ledakan hebat yang tak terduga pada 4 Agustus 2020 di pelabuhan tengah kota.
Diketahui sebanyak 170 orang tewas dan ribuan lainnya menderita luka parah.
Tentu saja hal itu membuat banyak keluarga kehilangan rumah, lapangan kerja, dan sanak saudara.
Dalam essaynya yang dilansir oleh Harper Bazaar Arabia, Sussane bercerita mengenai sosok ikonik Dr. Israa Seblani, seorang pengantin muda, yang tersenyum bahagia untuk masa depan, saat pemotretan pernikahannya di Saifi Square.
"Saat ledakan terjadi mengotori gaun putih bersihnya, kami merasakan kekuatan kekuatan yang telah mengguncang kota, dan meringis saat dia diterpa ledakan. Awan debu naik ke jalan, tampak menggelapkan langit. Segera, dan pada hari-hari dan minggu-minggu berikutnya, perempuan dan anak perempuan berada di garis depan upaya masyarakat untuk mengoordinasikan operasi pembersihan dan bantuan besar-besaran,"cerita Sussane Mikhail.